Putin bertemu dengan Presiden Venezuela Hugo Chavez di Karakas pada Jumat untuk mendiskusikan kerjasama perminyakan, pertahanan dan energi nuklir kendati belum ada perjanjian baru jual-beli senjata ditandatangani.
Amerika Serikat telah berulang kali menyatakan keprihatinannya terhadap penjualan senjata Rusia kepada Venezuela, salah satu negara di kawasan itu yang paling berseberangan dengan AS.
Presiden Chavez mengatakan peningkatan persenjataan negara itu bertujuan mengimbangi rencana peningkatan jumlah pasukan AS di Kolombia, negara jiran Venezuela yang menjadi sekutu paling dekat Washington di Amerika Latin.
"Delegasi kami telah kembali dari Venezuela dan memperoleh tawaran pembelian senjata senilai lima miliar dolar AS," kata PM Putin seperti dikutip kantor berita Rusia saat bertemu dengan para pejabat industri persenjataan.
Putin mengatakan jumlah itu mencakup 2,2 miliar dolar AS dalam bentuk kredit yang telah diterima oleh Presiden Chavez saat kunjungan ke-8 dia ke Moskow pada September, termasuk tank-tank tempur T-72, sistem rudal canggih anti-pesawat terbang S-300, kantor berita Ria Novosti melaporkan.
Laporan tersebut tidak merinci lebih lanjut.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, Venezuela telah membeli senjata senilai lebih dari empat miliar dolar AS dari Rusia, mulai dari jet tempur Sukhoi hingga senjata laras panjang Kalashnikov.
Saat lawatannya ke Rusia pada September, Chavez menyatakan pengakuan negaranya terhadap kemerdekaan dua wilayah Georgia yang pro-Rusia.
Presiden Dmitry Medvedev belakangan menyatakan bahwa Rusia akan memasok Venezuela dengan semua jenis senjata yang diminta.
Chavez berkeinginan memperkuat militer Venezuela dengan rudal, tank tempur dan kapal selam buatan Rusia.
Presiden Chavez mengatakan ia ingin menolak apa yang ia sebut imperialisme AS di Amerika Latin. (M043/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010