Pandeglang (ANTARA News) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten terus memantau penyebaran malaria di daerah itu yang memang merupakan endemis dari penyakit tersebut.

"Pandeglang merupakan endemis malaria karena itu kita terus memantau penyebaran penyakit tersebut," kata Kepala Dinkes Kabupaten Pandeglang Dais Iskandar di Pandeglang, Senin.

Menurut dia, serangan penyakit malaria setiap tahun terjadi di daerah itu terutama di wilayah Pandeglang bagian selatan, karena banyak sungai dan dekat pantai.

Serangan penyakit tersebut juga sering terjadi karena pola hidup sehat dari masyarakat di wilayah selatan masih kurang. Warga tidak terlalu memperdulikan kesehatan lingkungan tempat tinggalnya.

Pemberantasan penyakit malaria, kata dia, tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah tapi juga perlu peran serta dari masyarakat.

"Pemerintah paling hanya bisa melakukan pengobatan setelah ada serangan, atau untuk mencegah melakukan pengasapan tapi itu hanya bisa membasmi nyamuk `dewasa`, sedangkan jentiknya tidak mati," katanya.

Untuk membunuh jentik nyamuk yang lebih efektif dilakukan oleh masyarakat, di antaranya dengan melakukan tindakan 3M yakni membersihkan tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur benda yang berpotensi menjadi genangan air.

Mengenai serangan penyakit malaria, menurut dia, selama 2010 belum ada laporan, tapi Dinkes terus melakukan pemantauan terutama di wilayah selatan sehingga ketika terjadi serangan bisa langsung ditangani.

Serangan penyakit malaria terakhir terjadi pada akhir 2009. Sebanyak 157 warga Kecamatan Cikeusik positif terjangkit penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Anopheles tersebut.

Pemerintah daerah, melalui Dinas Kesehatan setempat telah melakukan berbagai upaya pencegahan penyebaran penyakit itu serta melaksanakan pelayanan medis untuk mengobati warga yang terjangkit.

Saat terjadi serangan, Dinkes langsung melakukan pencegahan agar penyebarannya tidak meluas di antaranya pengasapan menggunakan insektisida bendiocarb 80 WB di rumah-rumah warga setempat.

Selain itu, juga dilakukan menaburkan serbuk pembunuh jentik di setiap lokasi yang ditemukan tempat perindukan potensial menggunakan sumilarv 0,5G, serta sebagai perlindungan untuk masyarakat dari gigitan nyamuk pada malam hari dengan kelambunisasi.

Petugas kesehatan telah membagikan 400 kelambu pada warga di Desa Tanjungan dan Kutakarang, Kecamatan Cikeusik sambil melakukan penyuluhan pada masyarakat terutama berkaitan dengan pembersihan lingkungan dan perilaku hidup sehat. (S031/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010