Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 260 desa di Provinsi Jawa Timur diproyeksikan sebagai desa pintar dengan dilengkapi fasilitas internet sebagaimana program yang ditetapkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
Kepala Biro Perencanaan Kementerian Kominfo, Sjarief Widjaja, di Surabaya, Senin, mengatakan, program itu sebagai tindak lanjut dari program desa berdering (desa kring).
"Fasilitas ini akan ditempatkan di desa sehingga masyarakat mudah mengakses informasi," katanya dalam Rapat Koordinasi Perencanaan Daerah Bidang Kominfo itu.
Kementerian Kominfo telah menjadikan 5.400 desa sebagai desa pintar di seluruh pelosok Tanah Air, sebanyak 260 di antaranya berada di Jatim. "Semakin maju suatu daerah, fasilitas yang didapatkannya semakin sedikit karena untuk desa-desa yang sudah maju relatif memiliki fasilitas internet," katanya.
Mulai Oktober 2009 Kemkominfo melakukan tender telepon desa melalui program "Universal Service Obligation" (USO). Dengan rampungnya tender ini, proyek penyediaan akses internet di tingkat perdesaan dan kecamatan sudah bisa terealisasi tahun ini.
Menurut dia, program itu untuk melengkapi program desa berdering yang mencapai 78 ribu desa se-Indonesia. Desa berdering merupakan program pemberian fasilitas telepon di setiap desa sehingga apabila ada informasi dari pusat maka dapat diterima masyarakat dengan mudah.
Jumlah kecamatan yang memperoleh akses internet USO ini juga beragam, seperti di Nanggroe Aceh Darusalam (NAD) sebanyak 220 kecamatan, Sumatra Selatan (157), Daerah Istimewa Yogyakarta (13), dan Bali (40).
Untuk membentuk desa pintar, dilakukan tander dalam jangka waktunya lima tahun dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Sama halnya dengan desa pintar, Dinas Kominfo Jatim juga membuat program yang sama, namun namanya yang berbeda. "Untuk Jatim ada program telecenter di 22 kabupaten/kota," kata Kepala Dinas Kominfo Jatim, Sudjono.
Menurut dia, keberadaan telecenter, bagi masyarakat pedesaan tidak hanya untuk pertanian, melainkan disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing, seperti di Pasuruan, petani memanfaatkan telecenter untuk kegiatan agroteknik dan di Pamekasan lebih banyak digunakan untuk memasarkan hasil kerajinan batik.
Pemprov Jatim membantu perangkat komputer yang rata-rata setiap kabupaten/kota mendapatkan delapan unit. Selain membantu peralatan, Pemprov Jatim juga membantu pembinaannya selama tiga tahun.
Setelah itu diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah kabupaten/kota. Untuk besaran anggaran tiap telecenter, telah disiapkan dari APBD Jatim sebesar Rp300 juta.
Dalam perkembangannya pada 2010, Pemprov Jatim akan membangun telecenter di Kabupaten Ngawi, Kabupaten Magetan, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Nganjuk, Kota Probolinggo, dan Kabupaten Ponorogo. (M038/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010