Peran pemuda telah menjadi perhatian khusus. BRG merekrut para pemuda untuk terlibat dalam kegiatan restorasi gambut, salah satunya menjadi fasilitator desa di tujuh provinsi
Jakarta (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut (BRG) melibatkan generasi muda dalam upaya restorasi gambut dengan merekrut mereka sebagai fasilitator desa dalam kegiatan tersebut.
Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan Badan Restorasi Gambut (BRG) Myrna A. Safitri mengatakan, fasilitator desa tersebut untuk ditempatkan di lokasi restorasi atau desa terdampak dan diberi kesempatan bekerja dengan warga.
"Peran pemuda telah menjadi perhatian khusus. BRG merekrut para pemuda untuk terlibat dalam kegiatan restorasi gambut, salah satunya menjadi fasilitator desa di tujuh provinsi," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, BRG memiliki sejumlah program untuk mendukung aktivitas generasi muda, diantaranya, pelatihan pengembangan dan peningkatan nilai produk dari industri rumah tangga di sekitar gambut, ekonomi kreatif berupa produk fashion yang dihasilkan dari pewarna alami di Kalimantan Selatan, serta mendukung para peneliti muda untuk menggelar riset.
Selain memberi kepercayaan kepada para pemuda, tambahnya, BRG juga menggandeng para perempuan, karena mereka mampu mendukung kesejahteraan keluarga dengan baik.
"Para perempuan diberi pelatihan untuk menghasilkan, mengemas dan memasarkan produk gambut di Marketplace. 20 persen peserta yang berpartisipasi dalam program bantuan ekonomi adalah perempuan," kata dia saat penutupan Youth Peatland Conference 2020 yang bertema Peran Pemuda dalam Restorasi Gambut.
Sementara itu, Executive Chairman Yayasan Inisiatif Dagang Hijau, Fitrian Ardiansyah berpendapat generasi muda perlu ikut serta dalam mengangkat kesejahteraan petani dan membantu meningkatkan nilai jual produk yang dihasilkan.
"Generasi muda perlu membuat strategi dan memiliki modal yang cukup. Kalau tidak ada good bugdet, kita tidak punya orang di lapangan," katanya.
Dia menyontohkan, gerakan untuk mendukung petani di area gambut dilakukan oleh berbagai produk. Seorang pemuda di Kalimantan Barat, Dede Purwansyah tidak hanya mengembangkan madu tapi juga mencari jalan untuk memasarkannya.
"Dia menyelesaikan mozaik antara agroforestri dan gambut, sehingga petani sadar tidak hanya memanfaatkan gambut tapi juga mengetahui mengapa merawat dan menjaga gambut," katanya.
Koordinator program The Measurable Action for Haze-Free Sustainable Land Management in Southeast Asia (MAHFSA), Etwin Sabarini mengatakan generasi muda perlu menjadi bagian untuk pelestarian lingkungan dengan aktif memberi informasi dan edukasi seiring dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs).
"Generasi muda bisa menjadi pelaku aktif yang menghubungkan masyarakat dan pemangku kepentingan," ujarnya.
Wakil Rektor Bidang Hubungan dan Kerja Sama Mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Lolom Evalita Hutabarat mengatakan ada delapan kegiatan yang bisa didorong ke mahasiswa untuk berkegiatan di luar akademik.
"Bina desa bisa dimanfaatkan sebagai pengganti mata kuliah untuk lahan-lahan gambut yang ada," katanya.
Dengan skema yang ada, mahasiswa bisa langsung berbagi ide dan bekerja sama menjaga kelestarian lahan gambut dalam skema penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Baca juga: BRG gunakan data indikasi pembukaan gambut untuk peringatan dini
Baca juga: BRG kembangkan pedesaan berbasis kawasan ketahanan pangan
Baca juga: BRG gelar pelatihan pertanian ramah gambut
Baca juga: BRG ajak akademisi dan praktisi temukan teknologi hidrologis gambut
Pewarta: Subagyo
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020