Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar mengatakan studi banding antardesa dapat mempercepat pembangunan suatu desa.
"Contoh, enggak usah ragu-ragu. Nah, cari contoh-contoh yang sesuai, dibawa yang bagus-bagus. Yang cocok ditaruh, disesuaikan dan dilaksanakan. Yang tidak cocok tidak usah dipaksakan," kata dia saat menghadiri kegiatan studi banding antardesa di Bantul melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Studi banding antardesa tersebut dilakukan oleh sembilan kepala desa yang berasal dari Jombang, Jawa Timur ke desa Panggungharjo Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.
Menjadikan desa Panggungharjo sebagai tempat studi banding bukan tanpa alasan. Desa Panggungharjo tercatat sebagai salah satu desa terbaik di Indonesia. Oleh sebab itu, Mendes PDTT menjadikannya sebagai desa percontohan.
Dalam sambutannya, pria yang akrab disapa Gus Menteri tersebut meminta kepala desa ketika merancang pembangunan desa agar mencontoh model pembangunan desa yang sudah berhasil salah satunya desa Panggungharjo.
Menurutnya, dengan mencontoh model pembangunan desa yang sudah berhasil, maka akan mempermudah dan mempercepat pembangunan desa itu sendiri.
"Karena pembangunan desa yang paling cepat, efektif dan efisien adalah dengan mencontoh desa-desa yang sudah berhasil," ujarnya.
Dengan adanya studi banding ini, ia berharap sembilan kepala desa dari Jombang bisa memanfaatkan kesempatan yang ada dan digunakan untuk belajar dengan sebaik-baiknya serta kemudian ditularkan ke desa-desa sekitar.
"Intinya, saya ingin mereka belajar. Dan saya ingin mereka nanti menjadi percontohan desa-desa di Jombang. Saya tidak nuntut di Jawa Timur jadi contoh Jombang saja dulu. Dengan tetap membayangkan desa Panggungharjo sebagai target idealnya," ujarnya.
"Makanya saya nanti minta lurah (Panggungharjo) memberi akses untuk bimbingan, pendampingan sampai mereka pulang pun saya minta pendampingan," kata politisi Partai Kebangkitan Bangsa tersebut.
Ia menambahkan model studi banding antardesa akan diterapkan untuk mempercepat pembangunan desa. Keberhasilan desa lain dibawa ke desa yang belum berhasil untuk kemudian diimplementasikan.
"Model studi banding ini akan saya kembangkan di beberapa titik di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, luar Jawa dan seterusnya sehingga nanti menjadi bagian dari upaya percepatan pembangunan desa dalam rangka mewujudkan tercapainya SDGs Desa pada 2030," tambah dia.
Setelah menghadiri studi banding di balai desa Panggungharjo, Gus Menteri beserta rombongan kemudian bertolak menuju Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) Yogyakarta untuk mengikuti upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda secara virtual.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2020