Yogyakarta (ANTARA News) - Pengamat sosial politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Arie Sujito menilai semangat politik Soekarno dan Megawati seharusnya dijadikan spirit kader muda Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Saat ini yang lebih terlihat adalah spirit Soekarno dan Megawati yang hanya dimanfaatkan untuk membangun dinasti politik, dan ini akan membahayakan partai, karena politisi PDIP akan terjebak pada pengelompokan antarkader," katanya di Yogyakarta, Senin.
Ia mengatakan kader muda PDIP harus berubah dan berani membuat terobosan dengan membuat gugus reformasi di internal partai, dengan tidak merusak tata krama politik.
"Perolehan suara PDIP dalam pemilu terus merosot, dan kondisi ini mendesak untuk dievaluasi, karena jika tidak, partai yang pernah menjadi pemenang Pemilu 1999 itu akan mengalami pengkerdilan," katanya.
Menurut dia, diskursus mengenai oposisi atau koalisi seperti yang berkembang beberapa waktu terakhir, sebenarnya percuma, karena tidak ada relevansi dengan keadaan internal partai yang butuh direformasi.
"Sudah hampir pasti Kongres III PDIP di Bali, 6-9 April, akan memilih lagi Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum. Oleh karena itu, kini saatnya dirintis terobosan untuk menyiapkan pemimpin pascaMegawati," katanya.
Kandidat doktor ini mengatakan para kader muda yang memiliki integritas dan mewakili ideologi Soekarno harus berani berperan, sehingga PDIP tidak terbawa arus menjadi partai yang pragmatis.
"Tantangan ke depan PDIP adalah bagaimana bisa mentransformasikan diri menjadi partai modern. Salah satu konsekuensi sebagai partai modern adalah membenahi manajemen partai, karena saat ini godaan PDIP menjadi partai pragmatis sangat besar," katanya.
(ANT/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010