Wanita lain di belakang serangan 29 Maret itu telah dikenali sebagai janda yang berusia 17 tahun dari seorang gerilyawan Muslim dari wilayah Dagestan di Kaukasus Utara, sebagaimana dikutip dari AFP.
Rassoul Magomedov, yang keluarganya juga dari Dagestan, mengakui puterinya yang berusia 28 tahun itu dari sebuah foto yang disiarkan di Internet dan dikirim kepadanya oleh beberapa temannya melalui HP-nya, lapor surat kabar Novaya Gazeta.
"Isteri saya dan saya segera mengakui puteri kami Maryam," katanya.
Para jaksa penuntut Rusia mengkonfirmasi, Jumat, bahwa remaja Dzennet Abdurakhmanova telah meledakkan dirinya di stasiun metro Park Kultury, yang namanya mirip dengan Gorky Park di Moskow.
Mereka mengatakan para penyelidik sedang berusaha untuk mengidentifikasi wanita kedua itu, yang meledakkan dirinya di stasiun Lubyanka, persis di bawah markas besar dinas keamanan Rusia FSB, yang pada masa Uni Soviet bernama KGB.
Magomedov mengatakan isterinya melihat puteri mereka untuk terakhir kali pada 28 Maret, sehari sebelum serangan, ketika ia pergi dengannya ke pasar di Makhachkala, ibukota Dagestan.
Mariam mengatakan kepada ibunya bahwa ia akan mengunjungi seorang teman sebelum pulang, kata ayahnya. Mereka tidak mendengar berita darinya lagi, katanya.
Dalam foto di Internet, wanita muda itu memiliki kerudung merah sama dengan yang ia pakai ketika ibunya terakhir melihatnya, kata ayah itu.
Mariam tinggal dengan orang-tuanya di desa Balakhani dan sejak 2006 belajar ilmu komputer di Dagestan. Menurut dia, ia tak pernah tahu puterinya menyampaikan pendapat yang ekstrim atau menunjukkan tingkah laku luar biasa.
Dua hari setelah serangan di Moskow, dua pemboman bunuh diri di kota Kizylar di Dagestan menewaskan 12 orang, termasuk sembilan polisi.(S008/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010