Bekasi (ANTARA News) - Kota Bekasi membutuhkan sarana memamerkan berbagai produk hasil kerajinan dan makanan dalam bentuk sentra industri kecil yang dipusatkan di satu tempat hingga menjadi ikon bagi daerah itu.

Kepala Bidang Industri Mikro, Kecil dan Menengah, Dinas Perindag kota Bekasi, Ali Budiman, di Bekasi, Minggu, mengatakan, sekarang pengrajin terpisah-pisah di berbagai tempat hingga menyulitkan pembeli berhubungan langsung ke pengrajin atau ke sentra yang menjual lebih banyak jenis dan model kerajinan.

Ia mengatakan, ada puluhan jenis industri kecil di daerah itu yang tersebar di berbagai lokasi dan tempat. Pemasaran produk industri kecil dilakukan dengan memasok barang-barang dan makanan ke toko atau gerai penjualan yang berada di pusat-pusat keramaian serta lokasi strategis lainnya.

Dia mencontohkan untuk usaha kuliner kue coklat atau "brownies" yang banyak diproduksi warga di perumahan Naragong kota Bekasi,ada belasan warga yang mengusahakan dan produknya dipasarkan ke seluruh Jawa Barat.

Bagi warga kota Bekasi, sangat sedikit yang mengetahui bila "brownies" yang mereka konsumsi berasal dari pengrajin makanan setempat karena pemilik usaha memberi label produksinya berasal dari Bandung.

Ia menyatakan, bentuk sentra industri kecil tersebut tidak mesti terkonsentrasi di satu tempat, mengingat lahan yang dibutuhkan sangat luas dan sulit mengangkut produk kerajinan dan makanan ke tempat tersebut.

Konsep setra industri yang akan diterapkan adalah dengan mengelompokkan produk berdasarkan jenisnya seperti khusus kuliner dan kerajinan berupa produk asesoris.

Program tersebut diyakininya akan terlaksana bila didukung semua pihak, termasuk warga masyarakat dalam bentuk kesediaan membeli produk industri kecil dan makanan ketimbang membeli produk impor ataupun waralaba.

"Kita tengah merancang desain teknik bentuk sentra tersebut serta konsepnya dengan harapan bila terlaksana bisa menjadikan ikon kota Bekasi bagi warga kota dan tamu untuk mencari berbagai cenderamata baik makanan maupun asesoris dan lainnya," ujar Ali. (M027/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010