Pengusaha itu memang harus berani mengambil risiko
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani membagikan tips kepada generasi milenial untuk pintar-pintar dalam melihat siklus tren bisnis.
"Memang di setiap bisnis itu pasti ada siklusnya, mulai dari awal, puncak hingga turunnya pasti ada masa siklusnya. Bagaimana kita bisa melihat masa siklus ini," kata Rosan dalam talkshow daring di Jakarta, Rabu.
Menurut Rosan, pelaku usaha khususnya pemula harus berhati-hati juga. Kalau lagi trennya suatu usaha semua orang masuk ke situ mungkin siklusnya sudah mencapai puncak sehingga mungkin akan terjadi penurunan.
Dengan demikian pelaku usaha mesti melihat apakah tren ini baru di fase awal, mulai mencapai puncak atau bahkan sudah mulai memasuki fase siklus penurunan.
"Jadi tidak serta merta kalau lagi tren semua orang masuk ke bisnis tersebut. Mesti pintar-pintar dalam melihat tren," ujarnya.
Rosan sendiri mengakui bahwa dirinya lebih banyak memilih ke bisnis yang tidak tren, karena mencoba masuk ke dunia usaha yang memang mungkin belum pada saatnya tren namun prospeknya masih ada. Dan memang harus bersabar dalam menunggunya.
"Yang paling penting kita sebagai seorang pengusaha harus berani melangkah, mengambil risiko. Kalau pengusaha tidak berani melangkah lebih baik jangan menjadi pengusaha. Pengusaha itu memang harus berani mengambil risiko," ujarnya.
Ketua Umum Kadin tersebut menyampaikan bahwa kegagalan adalah bagian dari suatu proses untuk menuju suatu keberhasilan. "Jadi ini harus dijaga, jangan sampai berpikiran pendek ingin cepat besar usahanya, cepat untung, semuanya harus melalui proses," katanya.
Dalam menjalani proses itu harus bisa menikmatinya. Naik turunnya bisnis itu adalah bagian dari menuju suatu kedewasaan dan keberhasilan.
"Yang penting enjoy, niatnya baik, dan jangan mudah menyerah. Kalau mudah menyerah lebih baik tidak perlu menjadi pengusaha, karena pastinya kita semua menghadapi keberhasilan dan kegagalan, semuanya mulai dari pelaku usaha kecil sampai dengan besar pasti mengalami hal tersebut," kata Rosan Roeslani.
Baca juga: Kadin ingatkan jaga daya beli dan konsumsi dorong pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Dunia usaha usulkan stimulus modal kerja Rp303,76 triliun
Baca juga: Kadin imbau perusahaan jaga likuiditas antisipasi PHK
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020