Kandahar, Afghanistan (ANTARA News/AFP) - Presiden Hamid Karzai pada Minggu berjanji bahwa pemimpin suku akan ditanyai sebelum gerakan apa pun sekutu untuk mengusir Taliban dari rumah rohani mereka di Afghanistan selatan.
"Pada saat ini, orang asing berbicara tentang gerakan di Kandahar," kata Karzai dalam kunjungan berkeamanan ketat ke kota itu dengan pemimpin pasukan sekutu di Afghanistan Jenderal Stanley McChrystal dan pejabat tertinggi NATO Mark Sedwill.
"Apakah Anda cemas?" katanya menanyai ratusan sesepuh tetua suku setempat, yang berteriak menjawab, "Ya."
"Baik, jika Anda cemas, maka tidak akan ada gerakan, kecuali Anda bahagia mengenainya," kata Karzai menjawab, dengan menambahkan bahwa semua pemimpin setempat akan "ditanyai lebih dulu dan akan ada gerakan untuk mewujudkan keamanan".
Kandahar dinilai sebagai medan perang utama untuk mengubah hampir sembilan tahun peningkatan kemelut di Afghanistan, yang mengakibatkan peningkatan jumlah tentara asing.
Perecana tentara menyatakan gerakan melawan Taliban di propinsi bergolak itu sudah dimulai dan akan menghebat dalam beberapa bulan mendatang saat ribuan lagi tentara ditempatkan di Afghanistan di bawah siasat peningkatan penumpasan pemberontakan.
Jumlah tentara di bawah kendali Amerika Serikat dan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO ditetapkan meningkat dari 126.000 menjadi 150.000 orang pada Agustus, saat perecana tentara bermaksud mengembalikan Kandahar ke bawah kendali pemerintah Afghanistan.
Serangan atas Kandahar diduga menjadi ujian besar usaha pimpinan Amerika Serikat mewujudkan ahir cepat bagi kemelut tersebut.
Pakar menilai kegagalan bukan pilihan.
Pejabat perrtahanan Amerika Serikat menilai serangan baru-baru ini di propinsi selatan, Marjah, sebagai pelatihan terahir untuk bentrok lebih menentukan di Kandahar, yang mungkin dimulai pada Juni.
McChrystal mengubah siasat dalam usaha mengurangi korban di kalangan rakyat, seperti, mengurangi serangan udara dan gerebekan di tempat tinggal.
Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan kematian penduduk pada tahun lalu sekitar 2.412 orang.
Komandan pasukan pimpinan NATO memerintahkan tentara membatasi serangan pada waktu malam guna menghindari warga menjadi korban, kata pejabat pertahanan Amerika Serikat pada akhir Februari.
Petunjuk rahasia itu dikeluarkan bulan sebelumnya oleh Jenderal Stanley McChrystal, yang menekankan keperluan tentara gabungan memperoleh dukungan rakyat Afghanistan dan mencegah korban di kalangan warga, kata pejabat kepada kantor berita Prancis AFP.
"Penting bahwa kita tidak membuat musuh baru, sementara kita menangkap musuh lama," kata pejabat pertahanan, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Perintah itu menyarankan tentara sekutu mengandalkan tentara Afghanistan ketika harus mengetuk pintu rumah warga dan mengambil pimpinan tempat pasukan menjadi penting, kata pejabat lain pertahanan.
Pasukan pimpinan NATO, yang memanfaatkan peralatan penglihatan malam, sering bergerak pada senjakala, karena serangan itu dapat memberikan unsur mengejutkan pada gerilyawan, kata pejabat.
Tapi, serangan malam, dengan tentara sekutu masuk rumah pribadi, dapat memicu ketegangan dengan warga dalam budaya menjaga wanita dari pandangan umum.
Laporan menyatakan serangan malam oleh pasukan pimpinan NATO membuat kemarahan meluas, sering berdasar atas keterangan buruk dan dapat menimbulkan penahahan warga tak bersalah.
Laporan Lembaga Masyarakat Terbuka, yang bermarkas di New York, dan lembaga swadaya masyarakat Afghanistan, Liaison Office, menyatakan serangan itu menjauhkan masyarakat Afghanistan dan memberi citra buruk pada pasukan asing di negara itu. (B002/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010