"Digitalisasi manajemen desa yang komprehensif dan berbasis kearifan lokal mungkin bukan sesuatu yang mustahil diterapkan sebagai alat agar masyarakat desa memiliki kedaulatan dan mandiri secara ekonomi,” kata Ketua LPPM Unud Prof. I Gde Rai Maya Temaja dalam keterangan pers yang diterima di Denpasar, Selasa.
Baca juga: "Kampung Tangguh" untuk menangkal COVID-19 dengan kearifan lokal
Menurutnya, pemanfaatan teknologi digital memicu penciptaan model bisnis baru dan aliran pendapatan. Salah satunya seperti artificial intelligence (kecerdasan buatan), cloud computing, dan internet of things mulai bermunculan akibat transformasi digitalisasi.
“Situasi ini berubah pada menitikberatkan pada pemanfaatan teknologi digital, maka transformasi digital merupakan sebuah fenomena yang tidak dapat dihindari. Siap atau tidak kita harus menyongsong transformasi digital dengan baik agar dapat bertahan dan bersaing,”jelas Prof. Rai.
Penerapan digitalisasi dalam dunia pendidikan juga akan semakin sering dimanfaatkan karena mulai terbatasnya pertemuan tatap muka selama pandemi COVID-19. Sehingga membuat pemanfaatan teknologi informasi digital makin tinggi.
Ia mengatakan dengan pemanfaatan teknologi informasi digital, ruang interaksi, aktivitas ekonomi dan sosial, dapat membantu sistem pendidikan dapat terus berjalan. "Bahwa transformasi digital bukan lagi pilihan, namun menjadi keharusan dalam menunjang kehidupan sehari-hari," ucapnya.
Baca juga: Usaha petani perempuan lestarikan pangan lokal di Desa Banjararum
Baca juga: Bappenas pertimbangkan kearifan lokal dalam menyusun Indeks Demokrasi
Baca juga: Wamen PUPR: Pelaksanaan Inpres No 9 gunakan pendekatan kearifan lokal
Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020