"Patroli siber terus kami gencarkan agar bisa menemukan dan memblokir fintech lending ilegal dan penawaran investasi ilegal sebelum bisa diakses dan memakan korban di masyarakat," kata Ketua SWI Tongam L Tobing dalam pernyataan di Jakarta, Selasa.
Menurut Tongam, saat ini satgas telah melakukan patroli siber rutin yang frekuensinya akan terus ditingkatkan sejalan dengan masih banyaknya temuan fintech lending dan penawaran investasi ilegal melalui berbagai saluran teknologi komunikasi di masyarakat.
Baca juga: Satgas sebut fintech ilegal masih incar masyarakat terdampak pandemi
Pada Oktober ini, satgas kembali menemukan dan memblokir 206 fintech lending ilegal dan 154 entitas yang diduga melakukan kegiatan usaha tanpa izin dari otoritas yang berwenang dan berpotensi merugikan masyarakat.
Satgas sejak 2018 sampai Oktober 2020 telah menghentikan sebanyak 2923 fintech lending ilegal.
Sementara 154 entitas yang menawarkan investasi ilegal terdiri dari 114 Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) tanpa izin, dua koperasi tanpa izin, enam aset kripto tanpa izin, delapan money game tanpa izin, tiga kegiatan yang menduplikasi entitas yang memiliki izin dan 21 kegiatan lainnya.
Baca juga: OJK: Waspadai investasi ilegal yang menggunakan "influencer"
Selanjutnya Satgas Waspada Investasi mengimbau kepada masyarakat agar sebelum melakukan pinjaman di fintech lending dan berinvestasi di sektor keuangan untuk me memastikan pihak yang menawarkan pinjaman dan investasi tersebut memiliki perizinan dari otoritas yang berwenang sesuai dengan kegiatan usaha yang dijalankan.
Informasi mengenai daftar perusahaan fintech lending yang terdaftar dan berizin OJK serta daftar perusahaan investasi ilegal dapat dilihat di situs resmi OJK.
Masyarakat juga bisa menghubungi Kontak OJK 157 dan whatsapp 081157157157 untuk mendapatkan informasi lebih lengkap dan jelas atau email konsumen@ojk.go.id atau waspadainvestasi@ojk.go.id.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020