Washington (ANTARA News/AFP) - Gedung Putih, Jumat mengatakan, pihaknya belum memutuskan apakah akan menunda sebuah laporan sensitif April yang dapat dipublikasikan menuduh China memanipulasi mata uang.
"Belum ada keputusan formal dibuat pada laporan," kata juru bicara Robert Gibbs.
Dia menanggapi spekulasi bahwa pernyataan departemen keuangan tentang yuan China akan ditunda untuk menghindari memalukan Presiden Hu Jintao, jelang kunjungannya ke Washington akhir bulan ini.
Hu telah mengumumkan ia akan menghadiri KTT keamanan nuklir di Washington pada 12-13 April untuk membahas pencegahan terorisme nuklir dan untuk menjamin bahan nuklir yang rentan.
Obama mendesak dilakukan pertemuan itu selama pidato yang dia memberi di Praha pada April tahun lalu, ketika ia berjanji untuk bekerja menuju sebuah dunia tanpa senjata nuklir.
Spekulasi telah berputar-putar bahwa Gedung Putih mungkin menunda laporan, yang akan dikeluarkan 15 April untuk menghindari bertengkar publik pada pertemuan tersebut.
Amerika Serikat telah lama-menuduh Beijing memanipulasi nilai tukar yuan terhadap dolar, untuk meningkatkan ekspor China.
Washington baru-baru ini telah meningkatkan tekanan terhadap China untuk membiarkan yuan -- secara efektif dipatok pada sekitar 6,8 terhadap dolar AS sejak pertengahan 2008 -- mengalami apresiasi.
Beberapa ahli percaya bahwa mata uang China adalah "undervalued" (di bawah nilai) terhadap dolar hingga 40 persen. Amerika Serikat dan mitra perdagangan China lainnya mengklaim bahwa raksasa Asia itu memberikan keuntungan perdagangan yang tidak adil dengan membuat ekspor China lebih murah.
Anggota parlemen AS yang marah telah meminta departemen keuangan memberi label China "manipulator mata uang".
Pada 2007 Hu berjanji untuk "secara bertahap" membuat yuan dapat dikonversi (ditukar) sepenuhnya, tetapi hanya sedikit langkah besar telah diambil.
Pemerintah China mengatakan mempertimbangkan penyesuaian sistem nilai tukar mata uang bulan depan, menurut laporan media China.
Proposal dapat termasuk memberikan nilai tukar yuan yang lebih fleksibel melalui pelebaran batas perdagangan harian mata uang China, majalah mingguan Caijing melaporkan dalam edisi terbaru, mengutip sumber tanpa nama. (A026/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010