Samarinda (ANTARA News) - Banjir merendam ribuan rumah di sembilan RT Kelurahan Loa Ipuh, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegera, Kalimantan Timur (Kaltim).

Dilaporkan, sebanyak 1.287 Kepala Keluarga (KK) menjadi korban, akibat banjir yang terjadi sejak Kamis, 1 April 2010 itu.

"Data yang kami himpun hingga Jumat sore, banjir yang terjadi sejak kemarin (Kamis) ini mengakibatkan sebanyak 1.287 KK menjadi korban. Kami masih terus menghimpun data untuk memastikan jumlah rumah yang terendam akibat banjir ini," kata Kepala Sub Bidang (Kasubbid) Penanggulangan Bencana Kantor Kesbang Linmas Kutai Kartanegara, Herlambang, Jumat petang.

Banjir juga menyebabkan seorang anak berusia tiga tahun enam bulan tewas, katanya.

Herlambang yang juga Ketua Tim SAR Kabupaten Kutai Kartanegara mengakui, telah mengerahkan puluhan petugas untuk membantu korban banjir.

"Kami juga menyiapkan perahu karet untuk membantu mengevakuasi korban banjir," ujar Herlambang.

Sejak Kamis malam, kata Kasubbid Penanggulangan Bencana Kantor Kesbang Linmas Kutai Kartanegara itu, ratusan warga telah mengungsi akibat khawatir banjir akan bertambah tinggi.

"Sebagian masih tetap bertahan namun ratusan warga sudah mengungsi di tempat keluarga mereka," ujar Ketua Tim SAR Kutai Kartanegara itu.

Selain akibat hujan, katanya, banjir diduga juga disebabkan jebolnya tempat penampuangan air milik perusahaan batu bara yang beroperasi di Kutai Kartanegara.

"Kami belum bisa memastikan penyebab pasti banjir ini namun memang ada dugaan akibat jebolnya tanggul perusahaan batu bara yang beroperasi di sekitar Kecamatan Tenggarong," katanya.

"Beberapa perusahaan yang beroperasi di sekitar Kelurahan Loa Ipuh diantaranya, PT.Tanito Harun, PT Multi Harapan Utama dan PT. Alaswatu. Pekan depan, meraka akan kami (Pemkab Kutai Kartanegara) panggil untuk menanyakan kemungkinan jebolnya tanggul mereka sebagai penyebab banjir," ujar Herlambang.

Sementara Ketua RT 24, Tomo, mengatakan, sebanyak 90 rumah milik warganya terendam banjir sejak Kamis sore.

"Dari 134 rumah yang ada di RT saya, sebanyak 90 rumah milik warga saya ikut terendam," ujar Tomo.

Ketua RT. 24 itu mengaku, banjir yang melanda Kelurahan Loa Ipuh itu merupakan banjir terparah sepanjang beberapa tahun terakhir.

"Setiap tahun banjir sering terjadi akibat meluapnya Sungai Tenggarong, namun tidak separah kali ini," ungkap Tomo. (A053/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010