Mamuju (ANTARA News) - Bendungan yang ada di Kecamatan Tommo sekitar 100 kilometer dari Kota Mamuju, ibu kota Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), diperkirakan akan mengairi sekitar 17.000 hektare sawah yang ada di wilayah itu.
Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Mamuju, Ir Bustamin Bausat di Mamuju, Jumat.
Ia mengatakan, melihat potensi bendungan Tommo yang dibangun dengan dana Rp47 miliar berasal APBN maka diperkirakan akan mampu mengairi sekitar 17.000 hektare sawah petani.
Areal persawahan yang dapat diari itu di empat kecamatan di Kabupaten Mamuju, yakni Kecamatan Tommo, Pangale, Sampaga, dan Kecamatan Papalang.
Menurut dia, setelah pemerintah merampungkan pembangunan bendungan Tommo yang diperkirakan selesai pada 2011, pemerintah daerah ini akan gencar melakukan pembangunan sarana irigasi teknis.
"Pada tahun 2011 nanti pemerintah akan mengupayakan pembangun sarana irigasi teknis untuk menjadi saluran air areal pertanian masyarakat setelah bendungan Tommo dirampungkan," katanya.
Ia mengatakan, apabila bendungan Tommo dirampungkan maka luas wilayah areal persawahan petani yang memiliki sarana irigasi teknis di daerah ini, akan mengalahkan luas wilayah pertanian di Kabupaten Polman yang memiliki sarana irigasi teknis
Kata dia, luas areal pertanian di Kabupaten Polman yang memiliki sarana irigasi teknis hanya 15.000 hektare, dari sekitar 16.000 hektare areal pertanian di wilayah yang menjadi sentra produksi padi di Provinsi Sulbar itu.
Produktivitas padi di Kabupaten Polman sekitar 7,1 ton per hektare gabah kering giling (GKG).
Menurut Bustamin, apabila areal pertanian di Kabupaten Mamuju ini memiliki sarana irigasi teknis maka tingkat produktivitas petani di wilayah ini juga akan meningkat dari sekitar 8,5 ton per hektare GKG menjadi 10 ton per hektare GKG. (MFH/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010