Samarinda (ANTARA News) - Seorang anak dikabarkan tewas akibat banjir yang melanda sembilan RT di Kelurahan Loa Ipuh, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim), Jumat.

Dilaporkan, korban bernama Mika Marsiha berusia tiga tahun enam bulan itu, ditemukan mengapung di samping rumahnya di Jalan Mangkuraja RT. 23, Kelurahan Loa Ipuh, sekitar pukul 15. 30 wita.

"Saya melihat anak saya sudah mengapung di samping rumah," ungkap orang tua korban, M. Hatta, ditemui di rumahnya, Jumat petang.

Sebelum menemukan anaknya tewas, Hatta mengaku sempat tidur bersama Mika Marisha.

"usai Shalat Jumat saya sempat tidur bersama dia, namun ketika bangun sekitar pukul 15. 00 wita, dia sudah tidak berada di samping saya lagi. Kami kemudian mencarinya di sekitar rumah dan menemukannya sudah jadi mayat," kata Hata yang terlihat sangat terpukul atas kematian anaknya itu.

Sementara, menurut sejumlah warga, banjir yang melanda sembilan RT di Kelurahan Loa Ipuh itu terjadi sejak Kamis sore.

"Air mulai naik sekitar pukul 17 00 wita kemarin (Kamis). Namun, hingga Jumat, bukannya surut tetapi ketinggian air terus bertambah. Bahkan di beberapa tempat ketinggian air ada yang mencapai hingga satu meter," ungkap seorang warga RT. 24 Kelurahan Loa Ipuh, Ganing.

Ratusan warga kata Ganing sudah meninggalkan rumahnya sejak Kamis malam akibat khawatir air terus bertambah.

"Sejak Kamis malam, ratusan orang sudah mengungsi, akibat takut air bertambah tinggi. saya masih tetap mencoba bertahan tapi seluruh keluarga telah mengungsi ke tempat kerabat kami," ujar Ganing.

Hingga Jumat petang kata Warga lainnya, Nonong, korban banjir belum mendapatkan bantuan, baik dari Pemerintah Kabupaten Kutai Karanegara maupun enam calon bupati yang ikut Pemilukada.

"Belum ada pihak baik pemerintah maupun calon bupati yang datang memberikan bantuan. Padahal sejak kemarin (Kamis), kami sudah kesulitan mendapatkan makanan," ujar warga RT. 34 itu.

Banjir terparah kata dia berlangsung di RT. 34 dengan ketinggian air mencapai satu meter.

"Di beberapa tempat, ketinggian air hanya 60 hingga 80 centimeter, tetapi di rumah saya banjir mencapai satu meter," kata Nonong.

Beberapa warga yang ditemui menduga, banjir yang melanda Kelurahan Loa Ipuh tersebut akibat jebolnya tempat penampungan air milik sebuah perusahaan batu bara.

"Kami menduga, banjir ini akibat jebolnya tanggul penampungan air sebuah perusahaan batubura yang banyak beroperasi di Tenggarong sebab tidak pernah terjadi banjir separah ini. Apalagi, hanya sekali terjadi hujan sejak tiga hari terakhir," ungkap seorang warga, Nani.(ANT/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010