Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan pemerintah sudah menindaklanjuti munculnya penyakit antraks pada sapi yang kemudian diduga menulari warga .

Penularan itu terjadi di Desa Tenrigankae, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

"Tanggal 31 Maret sudah dilakukan upaya penanggulangan berupa pengobatan kepada 55 anggota masyarakat yang sempat mengkomsumsi daging yang telah terinfeksi," katanya di Jakarta, Jumat.

Otoritas kesehatan setempat, Tjandra Yoga menjelaskan, juga mengambil sampel darah 14 orang yang mengalami demam dan gatal setelah mengonsumsi daging sapi terinfeksi untuk diperiksa lebih lanjut serta memberikan penyuluhan tentang pencegahan dan penanggulangan antraks kepada masyarakat.

Selain itu, lanjut dia, Dinas Peternakan setempat memberikan vaksinasi pada hewan ternak dan berusaha menemukan kasus baru."Sampai saat ini tidak ditemukan kasus baru tambahan," katanya.

Di Desa Tenrigangkae, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, yang merupakan daerah endemis penyakit antraks, dalam dua pekan terakhir ini ada lima sapi yang mati yang satu di antaranya dipotong karena sakit serta dagingnya dibagikan kepada warga pada 19 Maret 2010.

Menurut hasil pengujian Balai Besar Veteriner tanggal 29 Maret 2010, sapi-sapi tersebut positif antraks. Orang-orang yang dilaporkan mengalami gejala demam serta gatal dengan borok atau benjolan khas setelah mengonsumsi daging kemudian diambil darahnya dan diberi pengobatan dengan antibiotik.

Antraks atau anthrax adalah penyakit menular akut yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis. Penyakit yang kebanyakan menyerang binatang herbivora itu dapat menular ke manusia melalui kontak langsung dengan binatang yang terinfeksi Bacillus anthracis.

Penyakit antraks yang menyerang manusia kebanyakan antraks kulit. Masa inkubasi anthrax kulit sekitar dua sampai lima hari dengan gejala awal kulit gatal dan melepuh. Saat kulit yang melepuh pecah, akan terbentuk "keropeng "(kerak yang mengering) hitam di tengahnya dan si sekitar keropeng akan bengkak dan nyeri.

Selain antraks kulit, ada juga antraks pencernaan, antrak paru-paru, dan antraks meningitis.

Penyakit ini layak ditakuti karena sangat mematikan. Tingkat kematian manusia akibat anthraks mencapai 18 Persen.

Menurut Tjandra, pada 2009 ditemukan 17 kasus anthraks di Indonesia dan dua diantaranya berakibat kematian.(M035/A011)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010