Iskandariyah, Mesir (ANTARA News) - Teknologi yang digunakan untuk menemukan es bawah tanah di Planet Mars juga dapat digunakan dalam mencari air di Bumi dan membantu menanggulangi konflik di Timur Tengah, yang tandus, kata seorang ilmuwan NASA, seperti dikutip AFP, Kamis.

Penyelidikan yang dilakukan oleh badan antariksa AS, NASA, pada 2007 menemukan bahwa gurun yang menutupi Mars berada di atas air beku yang cukup banyak untuk menenggelamkan Planet Merah itu.

Teknologi radar yang sama mestinya dapat digunakan di gurun luas Timur Tengah dan Afrika Utara, kata ilmuwan Essam Heggy pada konferensi air yang ditaja PBB di kota pantai Mesir, Iskandariyah.

"Kita (di wilayah ini) berada di tempat terbaik untuk menggunakan teknologi ini," kata Heggy kepada peserta konferensi yang ditaja oleh Program Pembangunan PBB.

Peralatan tersebut, yang dinamakan Marsis, terdiri atas radar suara dengan anten 40 meter yang terpasang di pengorbit yang dapat mengirim gelombang radio 3,7 kilometer di bawah permukaan Mars.

Heggy mengatakan teknologi itu dapat mendeteksi air sampai satu kilometer di bawah gurun padat yang menutupi sebagian besar Timur Tengah dan Afrika Utara dan yang dikatakan para ahli mengancam akan mengkonsumsi lebih banyak lahan pada abad mendatang.

Pemetaan yang dilakukan oleh NASA memperlihatkan wilayah yang sangat tandus Darfur di Sudan berada di atas danau dan lembah yang berumur 6.000 tahun.

"Air yang dulu berada di permukaan sekarang berada di lapisan sub-permukaan," kata Heggy, ilmuwan planet yang bekerja di Jet Propulsion Laboratory, NASA.

"Jika kita tak mendapatkan citra ini, berarti kita bekerja tanpa tahu arah-tujuan," katanya.

Negara Timur Tengah, yang meliputi pengekspor terbesar minyak di dunia, mengeluarkan lebih banyak uang untuk menemukan minyak dibandingkan dengan wilayah lain mana pun di dunia, tapi kurang mencurahkan dana bagi pencarian air, kata Heggy.

"Air tak dapat digantikan. Namun tetap saja, kita tidak mencarinya," katanya. Ia menambahkan bahwa kelangkaan air dapat memicu potensi konflik yang berkaitan dengan air di wilayah itu.

"Air adalah sumber daya, seperti juga sumber daya lain. Dan kita telah menyaksikan beragam konflik gara-gara sumber daya," katanya.
C003/H-AK

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010