Bantul (ANTARA News) - Kreasi pisau dengan hiasan motif batik yang diproduksi Sudiman, warga Kasihan Kabupaten Bantul,Daerah Istimewa Yogyakarta, bukan hanya berfungsi sebagai pemotong namun juga hiasan sebagai rumah.
"Saya membuat pisau batik ini untuk meningkatkan daya jual pisau yang saya buat, sebelumnya saya hanya membuat pisau dapur biasa tetapi karena penjualan tidak bisa optimal maka saya membuat pisau dengan hiasan batik agar lebih menarik," kata Sudiman di rumah produksinya Dusun Krengseng Bangunjiwo, Kasihan Bantul, Jumat.
Ia mengatakan,hiasan batik tulis tidak mengurangi fungsi produkya sebagai pisau. "Pisau batik ini tetap pisau fungsional sehingga masih bisa digunakan sebagaimana pisau dapur pada umumnya," katanya.
Menurut dia, kreasi pisau batik ini telah dijalaninya sejak lima tahun lalu saat di kampungnya berkembang pesat kerajinan pisau dan ada sekitar 25 perajin pisau kecil masih bertahan.
"Saya kemudian mendirikan paguyuban Rukun Karya Lestari, dan sampai saat ini telah membuat aneka pisau dengan hiasan batik untuk meningkatkan daya jual," katanya.
Pembuatan hiasan batik tulis dilakukan seperti membatik pada umumnya hanya saja media yang digunakan berupa kayu gagang pisau.
Gagang pisau juga dibuat beranekaragam bentuk wayang misalnya Rama dan Shinta termasuk membentuk aneka shio atau bermacam-macam jenis binatang.
"Saat ini saya bisa memproduksi lima kodi atau 100 buah pisau batik setiap bulannya, dengan berbagai jenis ukuran," katanya.
Pisau batik tersebut dijual dengan harga beragam, untuk ukuran besar dijaul di atas Rp50 ribu/buah, ukuran sedang Rp12 ribu,ukuran kecil Rp6 ribu serta ukuran paling kecil yang biasa untuk aksesoris dijual Rp3 ribu.
"Pembuatan gagang maupun tempat pisau menggunakan kayu klepu yang didatangkan dari Klaten. Kayu ini selain awet, bentuknya halus sehingga mudah untuk dibatik," katanya.
Sudiman mengatakan, dirinya berkeinginan bisa membatik lempengan pisau bukan gagang maupun tempatnya. "Saya ingin belajar membatik lempengan pisau di Jawa Barat karena di sanalah pusatnya," katanya.
Ia mengatakan, pemasaran pisau batik tersebut baru di kota Yogyakarta terutama di Kawasan Malioboro dan toko batik ada di DIY.
"Harapannya ke depan bisa menembus pasar luar kota dan jika mungkin masuk pasar internasional," Kata Sudiman.(V001/H008)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010