Jakarta (ANTARA) - Trayek kapal tol laut yang melayari Pulau Morotai, Maluku Utara, sejak 2017 memberikan manfaat terbukti dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya pelaku usaha kayu kelapa dan turunannya seperti kopra.
"Berdasarkan penjelasan yang saya dengar sendiri di lapangan, ditambah hasil diskusi dengan bupati Morotai, kinerja tol laut di wilayah ini terbukti dapat meningkatkan pendapatan masyarakat," kata Komisaris Utama PT Pelni Ali Masykur Musa dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Hal tersebut disampaikan saat dirinya yang mewakili manajemen PT Pelni memberikan bantuan keagamaan sebesar Rp100 juta untuk perbaikan sarana infrastruktur Masjid Nurul Hijrah, Desa Muhajirin Baru di Kabupaten Pulau Morotai.
Baca juga: Tol Laut membantu masyarakat Sangihe jual hasil bumi ke Surabaya
Dikatakan, tentu keberhasilan yang terjadi di sini tidak lepas dari upaya keras Pemda Pulau Morotai untuk mendorong kemudahan berusaha para UMKM yang memanfaatkan angkutan dengan kapal tol
Pulau Morotai masuk dalam trayek kapal tol laut, yang dilayani oleh KM Logistik Nusantara atau Lognus 3 dan per September 2020 ditambah dengan KM Lognus 6 karena pertumbuhan muatan balik di wilayah tersebut.
Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut PT Pelni Masrul Khalimi mencatat, sepanjang tahun 2020, muatan balik yang berisi komoditas hasil bumi Pulau Morotai mencapai 747 TEUs hingga akhir September kemarin yang diangkut menggunakan KM Lognus 3. Dari jumlah tersebut, 55 persen diantaranya berisi olahan kayu kelapa, dan dengan sisanya antara lain 40 persen untuk kopra dan 5 persen muatan beku ikan tuna.
"Jumlah muatan balik dari Pulau Morotai terus tumbuh, bahkan beberapa bulan terakhir cukup banyak yang tidak terangkut. Karena itu sejak September kemarin, Kementerian menambahkan Pulau Morotai ke dalam rute trayek KM Lognus 6 untuk memastikan muatan balik dari Morotai dapat terangkut ke Surabaya," ucap Masrul.
Baca juga: Setahun Jokowi-Ma'ruf, program tol laut semakin memacu perekonomian
Sebagai informasi, KM Lognus 6 melayani rute Tanjung Perak-Tidore-Morotai-Galela-Buli-Maba -Weda-Tanjung Perak, sementara KM Lognus 3 sudah melayari rute Morotai sejak 2017 sebagai trayek Tanjung Perak-Makassar-Jailolo-Morotai-Tanjung Perak.
Pelni sebagai Perusahaan BUMN yang bergerak pada bidang transportasi laut hingga saat ini mengoperasikan 26 kapal penumpang dan menyinggahi 83 pelabuhan serta melayani 1.100 ruas.
Selain angkutan penumpang, Pelni juga mengoperasikan 45 trayek kapal perintis untuk melayani mobilitas penduduk di daerah T3P dengan total 275 pelabuhan dengan 3.739 ruas yang dilayani. PELNI juga mengoperasikan 20 kapal Rede serta 4 kapal barang, 7 kapal tol laut dan 1 kapal khusus ternak.
Selama melakukan kunjungan kerja di Pulau Morotai, Ali Masykur dan Masrul Khalimi mendengarkan penjelasan langsung dari pelaku usaha lokal. Menurut Dewi, pengusaha kayu kelapa yang menerima pesanan dari Surabaya, masuknya kapal tol laut ke Pulau Morotai membuat dapat menghemat ongkos angkut.
"Sebelum ada kapal tol laut masuk ke daerah kami, saya dan lainnya harus menyewa truk dan menyeberangkan muatan kayu ke Tidore. Untuk sewa truk dan menyebrang, setidaknya untuk sekali kirim saja (satu truk) saya habiskan Rp10 juta. Sekarang sudah ada kapal tol laut, kami langsung kirim ke pelabuhan," kata Dewi.
Dewi menambahkan, sebelum kapal tol laut masuk, rata-rata dalam sebulan dirinya hanya dapat mengirimkan 5 kontainer muatan olahan kayu kelapa dengan kapasitas isi 2.500 meter kubik. Dengan adanya kapal tol laut, kapasitas produksi Dewi rata-rata mencapai 10 kontainer setiap bulan.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020