Bangalore/London (ANTARA) - Calon vaksin COVID-19 buatan Universitas Oxford dan AstraZeneca Plc mampu memproduksi kekebalan tubuh, sebagaimana ditunjukkan lewat hasil uji klinis yang melibatkan sejumlah orang lanjut usia -- kelompok yang dianggap paling rentan kena COVID-19, kata dua narasumber sebagaimana dikutip oleh Financial Times (FT).
Menurut sumber itu, calon vaksin tersebut dapat memantik respons imun dari antibodi dan sel T para lansia. Temuan itu, kata mereka, jadi pendorong bagi para peneliti yang ingin membuktikan bahwa vaksin dapat mencegah para lansia mengalami gejala sakit parah bahkan meninggal dunia akibat COVID-19.
FT memberitakan hasil kajian itu akan segera diterbitkan oleh para peneliti, tetapi media itu tidak menyebutkan nama jurnalnya.
Baca juga: Argentina dan Meksiko setujui produksi vaksin COVID-19 AstraZeneca
Baca juga: Mahasiswa Indonesia ikut teliti vaksin COVID-19 di Oxford Inggris
Temuan tersebut memperkuat data yang diterbitkan oleh peneliti pada Juli 2020. Data itu menunjukkan calon vaksin buatan Universitas Oxford dan AstraZeneca dapat memicu adanya "respons kekebalan yang kuat" di tubuh sejumlah orang dewasa berusia 18 sampai 55 tahun, demikian laporan FT. Beberapa orang, sebagaimana diberitakan FT, mendapatkan data itu dari tes imunogenitas darah.
Walaupun demikian, hasil positif dari tes imunogenitas tidak menjamin calon vaksin itu aman dan efektif digunakan oleh publik, khususnya mereka yang berusia lanjut.
Calon vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca dan Universitas Oxford merupakan salah satu kandidat anti virus SARS-CoV-2 terdepan dalam upaya mencegah penularan COVID-19.
Universitas Oxford dan AstraZeneca belum menjawab pertanyaan terkait persoalan itu.
Salah satu calon vaksin COVID-19, yang disebut AZD1222 atau ChAdOx1 nCoV-19, dibuat oleh peneliti dari Univeritas Oxford dan lisensinya pada April 2020 diserahkan ke AstraZeneca Plc.
AstraZeneca bertugas menjalankan uji klinis dan produksi vaksin.
Perusahaan farmasi pada Jumat minggu lalu mengatakan pihaknya melanjutkan uji klinis AZD1222 di Amerika Serikat setelah otoritas setempat mengeluarkan izin untuk kegiatan tersebut.
AZD1222 dibuat dari virus flu yang telah dilemahkan dan sampelnya diambil dari simpanse. Vaksin itu dirancang untuk memancing tubuh agar menciptakan respons imun saat terserang COVID-19.
Sumber: Reuters
Baca juga: Uji sel T untuk vaksin COVID-19, Inggris gandeng perusahaan Oxford
Baca juga: Regulator EU mulai tinjau vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca
Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020