Kuala Lumpur (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur mendapati keterangan berbeda mengenai penembakan tiga TKI hingga tewas di Kuala Selangor 16 Maret lalu.

Menurut Dubes RI untuk Malaysia Da'i Bachtiar di Kuala Lumpur Kamis, KBRI mendapat keterangan berbeda antara keterangan dari saksi TKI dengan polisi Malaysia mengenai penembakan TKI yang dituduh anggota Geng Gondol dan terlibat 19 kasus perampokan.

"KBRI menerima laporan dari saksi-saksi bahwa ada sekumpulan orang yang mengaku polisi telah mengambil tiga orang TKI dari sebuah flat di kawasan Damansara tanpa membawa surat-surat penangkapan," kata Da`i kepada pers Indonesia.

Namun dalam laporan media cetak Malaysia, Rabu (17/3), disebutkan bahwa tiga TKI itu ditembak mati polisi di danau Kota Putri Ijok, Kuala Selangor. Tiga TKI asal Sampang, Madura yang ditembak Selasa (16/3) tersebut bernama Musdi, Abd Sanu, dan Muhlis.

"KBRI akan melindungi semua saksi yang melihat kejadian tersebut dan juga mendampingi mereka dalam melakukan gugatan hukum di Malaysia," tegas Da`i mantan Kapolri itu.

Tujuh TKI didampingi staf KBRI, Kamis siang, telah pergi ke kantor polisi Malaysia untuk membuat laporan polisi mengenai kesaksian mereka bahwa ketiga TKI asal Sampang itu telah diambil oleh sekumpulan orang yang mengaku polisi karena diduga terlibat dalam gerombolan perampok "Geng Gondol".

"KBRI juga telah menerima laporan resmi kepolisian Malaysia tentang penembakan tiga TKI tersebut. Kami akan mendalami laporan kepolisian Malaysia dan juga mendalami laporan para saksi yang merupakan teman sekerja dan serumah dengan tiga TKI yang ditembak mati," ujar Dubes.

Versi Polisi

Semua media cetak Malaysia menurunkan berita penembakan tiga TKI asal Sampang Madura yang bersumber dari kepala polisi Selangor, Khalid Abu Bakar.

Menurut Khalid, sebuah mobil polisi bertabrakan dengan sedan Proton Waja, Selasa (16/3), sekitar jam 8.30 pagi. Mobil itu kemudian melarikan diri dan dikejar polisi. Saat di kawasan danau Kota Putri, mobil itu menabrak sebuah pohon.

Ketiga penumpang (TKI) itu keluar dari mobil, seorang membawa senjata api rakitan sendiri dan dua lainnya membawa parang menyerang polisi. Polisi kemudian melepaskan enam tembakan untuk mempertahankan diri dan ketiganya meninggal di tempat, kata Khalid.

Menurut polisi, ketiga penumpang mobil itu merupakan anggota Geng Gondol yang terlibat dalam 19 kasus perampokan rumah, termasuk rumah senator Wira Syed Al Habshee dan sebuah rumah di Saujana Golf Resort, Subang, yang menimbulkan kerugian 600.000 ringgit (RP1,7 miliar)

Mayat ketiga TKI itu kemudian dibawa ke RS Tanjung Karang, Selangor, untuk dilakukan autopsi.

Versi TKI

Sementara beberapa TKI yang datang ke KBRI dan memberikan laporan berbeda. Sekumpulan orang mengaku polisi mendatangani flat para pekerja Indonesia. Datang dengan dua mobil, satu mobil polisi dan satu mobil pribadi, kata salah seorang TKI, Gazali.

Mereka mengaku mencari orang yang diduga anggota Geng Gondol yang terlibat 19 perampokan. Polisi kemudian membawa enam TKI, di antaranya Musdi, Abd Sanu dan Muhlis.

Beberapa hari kemudian, teman-teman membaca berita ketiga TKI itu telah ditembak mati polisi Malaysia di danau Kota Putri Selangor, seusai mobilnya menabrak pohon.

"Kami tahu ketiga kawan itu orang baik-baik. Mereka tidak bisa bawa mobil, apalagi memiliki mobil. Mereka dibawa orang-orang yang mengaku polisi kok tiba-tiba ceritanya seperti itu. Mereka hanya buruh bangunan spesialis pembuat eternit," kata Gazali.

Kini, Gazali dan kawan-kawan sedang membuat laporan polisi untuk memberikan laporan berdasarkan apa yang mereka lihat dan alami.

(A029/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010