Jakarta (ANTARA News) - Mantan Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Pol Susno Duadji, mengingatkan kepada masyarakat agar saat ini jangan terbuai dengan penangkapan pegawai Ditjen Pajak, Gayus HP Tambunan dan penetapan tersangka Kompol A.
"Sutradaranya belum ketemu, bukannya Gayus, itu terlalu kecil," katanya saat dalam acara diskusi Reality Show Penegakkan Hukum, Mengubur Skandal Century, di Doekoen Coffee, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis.
Dalam acara itu, hadir aktivis Petisi 28 Haris Rusly, Pengamat politik Universitas Indonesia Boni Hargens, mantan staf Badan Intelijen Strategis TNI (BAIS) Laksma, Mulyo Wibisono, dan pengamat ekonomi Kemal Syamsudin.
Sebelumnya, Gayus HP Tambunan berhasil dibawa oleh Tim Independen Mabes Polri dan Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Mafia Hukum, dari tempat persembunyiannya di Singapura.
Gayus HP Tambunan terjerat kasus aliran uang ke rekeningnya senilai Rp24,6 miliar yang diduga merupakan uang tindak pidana korupsi, pencucian uang dan penggelapan.
Mabes Polri sendiri sudah menetapkan sejumlah tersangka dalam kasus tersebut, antara lain, kuasa hukum Haposan, Kompol Arafat (Kompol A), dan Andi Kosasih.
Susno menyatakan saat ini yang harus dicari siapa sutradaranya yang menghubungkan kepala unit, wakil direktur, direktur (Mabes Polri) kemudian ke jaksa P16 (jaksa peneliti), jaksa penuntut umum (JPU) dan hakim.
"Sutradara itulah yang belum ketemu dan pemerintah harus mendapatkannya," katanya.
Dikatakan, jika sutradaranya tertangkap, pasti akan terungkap dimana "dia" mangkalnya.
Ia menyatakan dirinya tidak takut mati demi mengungkap kebenaran dan adanya praktik mafia kasus tersebut.
"Saya tidak takut mati, semua orang pasti akan mati, kalaupun kita mati, kita hanya akan mendapat sejarah dan menjadi pelaku sejarah. Kesuksesan dan keberhasilan bukan milik orang penakut," katanya.
Sementara itu, mantan staf Badan Intelijen Strategis TNI (BAIS) Laksma, Mulyo Wibisono, menyatakan pengungkapan ada praktik mafia dalam kasus pajak oleh Susno Duadji itu merupakan "entri point" Indonesia masa depan.
"Susno harus dijaga, kalau ada apa-apa rakyat harus bersatu. Susno membuka cakrawala untuk bangsa Indonesia," katanya.(R021/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010