Pastor Kepala Paroki Santo Cornelius di Madiun Romo FX. Hardi Aswinarno, C.M. mengatakan, misa tersebut merupakan pembuka Trihari Paskah.
Misa itu untuk mengenang perjamuan pada malam terakhir sebelum Yesus Kristus ditangkap dan disalibkan di Bukit Golgota.
Menurut Romo Hardi, pada malam perjamuan terakhir itu Yesus Kristus mencurahkan seluruh cintanya kepada para muridnya.
"Cinta tersebut diwujudkan dengan tindakan mencuci kaki para rasul sebagai bentuk teladan, bagaimana para murid harus meletakkan dasar kehidupan bersama, yakni kehidupan yang didasarkan dan dikembangkan atas dasar kasih dan pelayanan," katanya.
Kamis Putih menjadi momen untuk mengenang pendirian Sakramen Ekaristi dan Sakramen Imamat (imam), dua sakramen yang menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Sakramen Ekaristi merupakan makanan rohani dan sumber kekuatan dalam penziarahan hidup manusia menuju Tuhannya.
"Perayaan Kamis Putih juga merupakan perayaan kerahiman Tuhan yang memperlihatkan belas kasihan dan pengampunan yang luar biasa kepada umat manusia," kata Romo Hardi.
Liturgi perayaan Paskah pada Kamis itu didominasi warna putih sebagai simbol atas kemurnian hati dan kehidupan manusia.
Upacara itu dilakukan dengan prosesi penghormatan sakramen mahakudus atau roti yang dimakan sebagai wujud tubuh Kristus.
Lalu, altar yang digunakan untuk misa dibersihkan dari segala macam hiasan dan segala keindahannya.
Tindakan liturgis itu menggambarkan situasi malam perjamuan terakhir Yesus Kristus dengan mengosongkan diri untuk kepentingan umatnya.
Ritual itu juga menandakan gereja memasuki masa kedukaan dan berkabung atas wafatnya Yesus Kristus di kayu salib.
Seusai misa, secara berkelompok umat Katolik mengadakan "tuguran" atau berjaga-jaga sambil berdoa sampai pagi sebagai tanda kesetiaan dan kesediaan diri untuk hidup bersama Kristus.
"Umat diundang untuk menemani Tuhan yang dalam kegalauan dan penderitaan demi penebusan umat manusia," kata Romo Hardi.
Puncak perayaan Paskah akan dilalui umat Katolik dengan menggelar Misa Jumat Agung, Jumat (2/4) sore.(M038/F002)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010