"Contoh darah warga yang diduga terjangkit penyakit Antraks sudah dikirim ke Balai Besar Vertinier di Kabupaten Maros," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan H Murtala Ali di Makassar, Kamis.
Ia mengimbau agar masyarakat untuk sementara waktu tidak mengomsumsi daging sapi hingga dikeluarkan pengumuman bahwa ternak sapi di daerah itu aman untuk dikonsumsi.
Selain itu, lanjutnya, pihak dinas peternakan setempat telah melakukan isolasi pada sejumlah titik lokasi ternak sapi milik warga hingga dua pekan mendatang.
Hal itu dimaksudkan, agar bakteri Antraks yang membahayakan kesehatan hewan dan manusia dapat dicegah penyebarannya ke daerah lain. Sedang untuk ternak sapi yang ada di daerah itu, diberikan vaksin dosis tinggi untuk mengantisipasi penularan penyakit Antraks.
"Hingga kini sudah ada sekitar 150 ekor sapi yang diternakkan warga yang sudah diberi vaksin," ujarnya.
Mengenai penyebaran dan potensi kasus Antraks, Murtala mengatakan, sejumlah daerah di Sulsel masuk kategori garis merah atau berpotensi memunculkan kasus Antraks yakni Kabupaten Maros, Gowa dan Kota Makassar.
Ketiga wilayah itu rawan terjadi kasus Antraks, karena menjadi lokasi tempat keluar masuknya ternak sapi. Di sisi lain, spora Antraks di daerah itu memungkinkan hidup hingga 60 tahun dalam kondisi kering.
Khusus kasus Antraks di Kabupaten Maros merupakan kasus kedua dalam setahun terakhir. (S036/S016)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010