Pemilik toko hewan peliharaan Joan Higgins, yang berusia 66 tahun, didenda 1.000 poundsterling (1.500 dolar AS) dan juga dikenakan larangan keluar rumah dari fajar hingga senja karena menjual hewan kepada seorang anak yang berusia di bawah 16 tahun. Putranya yang berusia 47 tahun, Mark, juga diperintahkan menjalani pengabdian masyarakat.
Mark mengecam putusan itu sebagai "lelucon" dan menyatakan penerapan hukum perlindungan hewan dilaksanakan secara berlebihan.
Ibu dan anak itu dijatuhi hukuman setelah dewan setempat mengirim seorang anak lelaki yang berusia 14 tahun untuk membeli ikan emas dalam operasi "sengatan" itu. Sempat tersiar laporan bahwa toko mereka, Major Pets, telah menjual tikus "gerbil" kepada seorang remaja yang memiliki gangguan kemampuan belajar.
Pemilik toko tersebut menjual ikan emas koki itu tanpa menanyakan usia anak lelaki tersebut atau bagaimana ikan itu akan dirawat, kata jaksa penuntut.
"Saya kira ini lelucon dan kegilaan hukum dan saya memberitahu dewan mengenai itu," kata Mark Higgins, sebagaimana dikutip oleh Daily Telegraph. Ia mengatakan ibunya juga diberikan penanda elektronik.
"Yang membuat saya sangat marah ialah mereka memasang penanda pada ibu saya --ia berusia hampir 70 tahun, demi kebaikannya ... anda akan berpendapat mereka dapat melakukan tindakan lebih baik dengan uang dan waktu mereka," katanya.
Namun Dewan Trafford di Inggris utara mempertahankan keputusan hukuman tersebut, dan menyatakan "gerbil" yang dijual kepada remaja dengan gangguan belajar itu --yang juga berusia 14 tahun-- ditaruh di gelas berisi kopi.
"Bukti yang diajukan bagi putusan ini jelas-jelas memperlihatkan bahwa mereka tak bertanggung jawab saat menjual hewan kepada orang yang belum cukup tua untuk merawatnya," kata Iain Veitch, pemimpin unit perlindungan masyarakat di dewan tersebut.
Higgins dan putranya dinyatakan bersalah di Pengadilan Trafford Magistates karena menjual hewan kepada seseorang yang berusia di bawah 16 tahun. Ia diperintahkan mematuhi larangan keluar rumah dari pukul 18:00 sampai pukul 07:00 waktu setempat selama tujuh pekan karena ia tak cocok bagi layanan masyarakat.
Putranya, yang mengelola toko itu, didenda 750 pound (1.100 dolar AS) dan diperintahkan melakukan pekerjaan tanpa dibayar selama 120 jam pada akhir delapan bulan tindakan hukum, Selasa.
Berita tersebut menjadi sorotan sejumlah surat kabar Inggris, Rabu. Daily Express menyatakan itu membuat sistem hukum Inggris jadi "olok-olok", dan menambahkan di berita utamanya,Proof Britain really has gone mad (Bukti bahwa Inggris Raya Telah Benar-Benar Sinting". (C003/T010)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010