Mogadishu (ANTARA News/Reuters) - Perompak Somalia membajak sebuah kapal dagang kecil India, Al-Barari, ketika kapal itu meninggalkan pelabuhan Mogadishu, kata sejumlah pejabat dan pedagang, Rabu.
Sebuah kapal lain yang juga diserang berhasil kabur menyelamatkan diri, kata mereka.
"Perompak menyerang dua kapal yang meninggalkan pelabuhan Mogadishu pada Selasa. Satu kapal selamat dan kembali ke pelabuhan," kata Hassan Ahmed, kepala kepolisian di pelabuhan Mogadishu, kepada Reuters.
Akhir pekan lalu, perompak Somalia membajak tujuh kapal kecil India dengan 100 orang awak.
India menyatakan, Selasa, mereka sedang berusaha melacak keberadaan kapal-kapal itu beserta pelautnya.
Seorang pedagang di ibukota mengkonfirmasi pembajakan Rabu itu.
"Kapal menurunkan makanan dan obat di pelabuhan. Dua kapal berlayar menjauh dari pelabuhan, satu selamat dari serangan dan kembali ke pelabuhan dan satu lagi dibajak," kata Bashir Hassan, seorang pedagang Somalia.
Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008 saja.
Perompak menyerang lebih dari 130 kapal dagang pada tahun itu, atau naik lebih dari 200 persen dari serangan tahun 2007, menurut Biro Maritim Internasional.
Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden.
Perompakan meningkat di lepas pantai Somalia dalam beberapa tahun ini meski angkatan laut asing digelar di kawasan itu.
Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India.
Perompak dari negara Tanduk Afrika yang gagal itu saat ini menahan belasan kapal dan lebih dari 200 orang awak kapal, termasuk pasangan Inggris yang kapal pesiarnya dibajak di lepas pantai Seychelles.
Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikanan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.
Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.
Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.
Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut.
Pemerintah transisi hanya menguasai sejumlah kecil wilayah di Mogadishu, ibukota Somalia, dan sisanya dikuasai Al-Shabaab yang diilhami Al-Qaeda dan kelompok lebih politis Hezb al-Islam.
Washington menyebut Al-Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden.
Gerilyawan muslim garis keras, yang meluncurkan ofensif sejak 7 Mei untuk menggulingkan pemerintah sementara dukungan PBB yang dipimpin oleh tokoh moderat Sharif Ahmed, meningkatkan serangan-serangan mereka.
Tiga pejabat penting tewas dalam beberapa hari sejak itu, yang mencakup seorang anggota parlemen, seorang komandan kepolisian Mogadishu dan seorang menteri yang terbunuh dalam serangan bom bunuh diri.
(T.M014/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010