New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak melonjak mendekati posisi tertinggi 17-bulan pada Rabu, didorong oleh melemahnya dolar AS, kata para dealer.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Mei, ditutup pada 83,76 dolar per barel, naik 1,39 dolar dari harga penutupan Selasa.
Selama perdagangan Rabu harga melonjak ke 83,85 dolar, mendekati tertinggi Oktober 2008.
Minyak mentah Brent Notrh Sea di London untuk penyerahan Mei naik 1,42 sen menjadi 82,70 dolar per barel.
"Kami telah bertindak di pasar mata uang," kata Bart Melek dari BMO Capital Markets, menambahkan bahwa melemahnya dolar AS mengirim harga minyak lebih tinggi.
Menurut Melek, pasar juga ditopang oleh komentar pada pertemuan utama produsen dan konsumen energi dunia di Cancun, Meksiko.
Pada akhir pertemuan dua-hari, anggota Forum Energi Internasional mengeluarkan deklarasi bersama yang menjanjikan kerjasama yang lebih besar. Hal didampingi oleh seruan untuk pasar yang lebih transparan untuk menangani volatilitas harga minyak yang dipandang sebagai merusak pemulihan ekonomi.
Minyak naik ke puncak sepanjang masa di atas 147 dolar per barel pada Juli 2008, sebelum krisis ekonomi global telah membawa mereka jatuh menjadi hanya 32 dolar.
"Pendapat saya adalah bahwa orang-orang berharap untuk pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak cukup baik," kata Melek.
Keuntungan Rabu dikupas setelah Departemen Energi pemerintah AS (DoE) mengumumkan bahwa persediaan minyak mentah naik 2,9 juta barel dalam pekan yang berakhir 26 Maret. Pasar memperkirakan untuk kenaikan sebesar 2,1 juta barel.
DoE menambahkan bahwa cadangan bensin naik 300.000 barel pekan lalu. Para analis telah memperkirakan turun 1,3 juta barel.
"Kenaikan lebih besar dari perkiraan dalam stok minyak mentah AS ... menekan harga minyak dalam perdagangan sore yang tipis," kata analis VTB Capital Andrey Kryuchenkov.
Pasar tampak sebagian besar terpengaruh oleh rencana Presiden Barack Obama untuk membuka beberapa kawasan eksplorasi minyak dan gas bumi lepas pantai AS. (A026/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010