"Saya memang mendengar ada isu kebocoran soal UN SMP yang terjadi di Kabupaten Brebes, namun saya sudah konfirmasi ke panitia UN daerah bersangkutan dan mereka mengatakan tidak ada," katanya di Semarang, Rabu.
Kunto mengatakan, pihaknya telah melakukan konfirmasi secara lisan dengan panitia penyelenggara UN Kabupaten Brebes dan masih menunggu laporan secara tertulis dari mereka terkait isu kebocoran soal UN tersebut.
Menurut dia, pihaknya juga pernah mendengar isu serupa saat penyelenggaraan UN SMA di sejumlah daerah beberapa waktu lalu, sehingga langsung melakukan pengecekan ke daerah itu dan ternyata isu itu tidak benar.
"Bagaimana mungkin soal UN sampai bocor karena proses pengadaannya sudah dilakukan sesuai prosedur, mulai pengiriman "master" soal, pencetakan, pendistribusian, dan penyimpanan soal UN, baik untuk SMA, SMP, dan SD," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya sampai saat ini belum menemukan adanya tindak kecurangan selama pelaksanaan UN. "Kalau memang ada, silakan laporkan dan kami akan mengajukan pelakunya diproses secara hukum," tegasnya.
Berkaitan dengan adanya kunci jawaban yang beredar di kalangan siswa SMP di Kabupaten Brebes, ia mengatakan, kunci jawaban yang beredar kemungkinan palsu, mengingat tidak ada indikasi kebocoran soal UN.
"Misalnya ada kunci jawaban suatu pelajaran UN untuk 50 nomor yang beredar, setelah dicek kebetulan ada jawaban untuk 5-10 nomor yang benar, apakah hal itu lantas dikatakan sebagai kebocoran soal," katanya.
Kalau memang terjadi kebocoran soal UN, lanjut Kunto, tentunya kunci jawaban itu benar untuk seluruh nomor yang diujikan. "Kalau hanya 5-10 nomor barangkali wajar, mungkin pembuatnya berspekulasi," katanya.
Ia mengatakan, kunci jawaban itu bisa saja dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan ingin membuat kacau pelaksanaan UN, karena itu pihaknya mengimbau para siswa jangan percaya sedikit pun.
"Perbuatan orang-orang tidak bertanggung jawab itu tentunya akan sangat merugikan siswa. Coba bayangkan jika sampai siswa memercayai kebenaran kunci jawaban itu, tentunya mereka rugi sendiri," katanya.
Oleh karena itu, Kunto mengimbau bahwa para siswa jangan terpengaruh, apalagi sampai memercayai jika ada kunci jawaban yang beredar, karena kebenaran kunci jawaban itu tidak dapat dipastikan.
"Kunci jawaban soal UN sampai saat ini masih disimpan di Jakarta (Badan Standar Nasional Pendidikan, red.), bagaimana mungkin bisa beredar. Bahkan, saya sendiri sampai saat ini belum pernah melihatnya," kata Kunto.
(U.KR-ZLS/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010