Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan peringatan 92 tahun Sumpah Pemuda pada 28 Oktober tahun ini penuh dengan tantangan, oleh karenanya harus mengedepankan kolaborasi.
"Cara lama harus kita pinggirkan. Zaman kompetisi harus kita kurangi. Era kolaborasi lah yang harus kita kedepankan saat ini untuk Indonesia maju," kata Bamsoet, sapaan Bambang Soesatyo dalam live streaming melalui akun Youtube Bamsoet Channel dan Instagram @bambang.soesatyo sebelum pengumuman pemenang giveaway program sepeda "Kuning Bamsoet" di Blackstone, Jakarta Pusat, Minggu.
Menurut dia, dunia saat ini sedang memasuki era industri 4.0 yang selalu bergejolak, tidak pasti, kompleks dan membingungkan yang disebut dengan era Fuka. Tantangan di era Fuka ini semakin besar, terutama dunia saat ini sedang bergerak pesat menuju era digitalisasi.
"Sehingga jika kita tidak mampu beradaptasi dan tidak bisa menyiapkan generasi selanjutnya secara baik, tentu Indonesia akan tertinggal dari negara-negara lain," katanya dalam keterangan tertulisnya.
Tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini semakin berat karena pandemi COVID-19 dan ancaman resesi ekonomi.
"Saat ini kita sedang dihadapkan oleh sebuah wabah atau pandemi COVID-19 dan ancaman resesi ekonomi yang tentu akan menjadi berat bagi kita sebagai bangsa," tutur Bamsoet.
Pada saat bersamaan, lanjut Bamsoet, Indonesia juga sedang mempersiapkan tahun emas Indonesia pada tahun 2045.
Usai menyampaikan pesan untuk peringatan Hari Sumpah Pemuda, Bamsoet bersama artis dan Youtuber Irfan Hakim mengumumkan pemenang giveaway dari program sepeda "Kuning Bamsoet".
Giveaway diundi kepada 15 orang terpilih dari sekitar 2.000 orang yang memberikan komentar dalam Instagram dan Youtuber Bamsoet Channel.
Baca juga: Sumpah Pemuda terwujud berkat kesanggupan singkirkan primordialisme
Bamsoet menuturkan melalui program giveaway sepeda "Kuning Bamsoet", ia bisa lebih dekat dengan netizen Instagram atau selebgram dan Youtuber yang didominasi kalangan milenial.
Dengan masuk ke milenial, Bamsoet mengaku mempunyai misi untuk menginternalisasikan sosialisasi Empat Pilar, yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Mereka jarang membaca surat kabar, menonton berita tv. Mereka rata-rata akrab dengan smartphone, dan media sosial seperti Instagram, youtube, twitter, facebook. Karena itu melalui program ini saya ingin menularkan semangat kebangsaan dan membangkitkan rasa ke-Indonesiaan. Mereka harus bangga dengan Indonesia," papar Bamsoet.
Dia menambahkan cara seperti itu merupakan "out of the box" dan cara informal di luar penyampaian secara formal melalui webinar, seminar, atau focus group discussion.
Baca juga: Sumpah Pemuda versus demo "by design"
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020