Jakarta (ANTARA) - Borneo FC kembali meliburkan para pemainnya hingga batas waktu yang belum ditentukan seiring dengan tak ada tanda-tanda kompetisi Liga 1 Indonesia akan kembali dilanjutkan dalam waktu dekat.
"Makanya kami liburkan kembali tim saat ini. Soal kapan tim kembali latihan, semua tergantung bagaimana PSSI mengeluarkan keputusan. Apakah kompetisi dilanjutkan, atau mereka punya rencana lain nantinya," ujar presiden klub Borneo FC Nabil Husein dalam keterangan resminya yang dipantau di Jakarta, Sabtu.
Sebelumnya Diego Michiels dan kawan-kawan diinstruksikan menjalani latihan secara mandiri di rumah guna menjaga mental pemain. Tim kemudian kembali dikumpulkan pada 21 Oktober, namun karena ketidakjelasan kompetisi memaksa tim berjuluk Pesut Etam tersebut kembali merumahkan para pemainnya.
"Kemarin menjadi latihan terakhir tim sementara waktu. Kami dan sudah pasti semua klub Liga 1 dan Liga 2, menunggu apa keputusan dari PSSI dan PT LIB terkait ketidakjelasan kompetisi ini," katanya.
Baca juga: Borneo FC harap kesepakatan kompetisi dapat dipertanggungjawabkan
Menurut Nabil, seluruh tim saat ini memang menghadapi situasi ketidakpastian. Tim pelatih pun serba salah untuk terus memberikan program latihan kepada pemain.
Ia juga mempertanyakan sejauh mana koordinasi PSSI kepada kepolisian dalam memperjuangkan kompetisi sepakbola Indonesia bisa bergulir. Sebab masalah memang bukan dari federasi, namun tak memperoleh izin dari kepolisian.
"Tapi kami dari klub ingin PSSI memberikan kepastian. Soal bagaimana mereka berkoordinasi dengan Polri, itu jadi tanggung jawab mereka. Kami dari klub hanya menunggu," kata dia.
Klub sendiri dipastikan mengalami kerugian, sebab klub terus membayar gaji pemain, pelatih serta staf, sementara pemasukan klub sama sekali nihil saat ini.
Baca juga: Bhayangkara FC lelah menunggu nasib kompetisi
Baca juga: Persija liburkan tim empat hari seiring belum jelasnya jadwal Liga 1
Baca juga: Persita Tangerang minta jaminan kelanjutan kompetisi
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020