Makassar (ANTARA News) - Virus antraks dilaporkan menyerang warga Desa Tenrigangkae, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, bahkan tiga orang tewas karena terinfeksi.
Sekretaris Komisi E DPRD Sulsel, Devi Santy Erawati, di Makassar Selasa mengatakan, empat orang serta satu keluarga di Tenrigangkae langsung sakit setelah mengkonsumsi sapi yang positif terinfeksi antraks.
Bahkan, menurut dia, tiga warga yang terlibat dalam pemotongan sapi pada 19 Maret lalu langsung meninggal, kulit melepuh dan luka di tangan. Satu ibu hamil dinyatakan diare dan satu keluarga gatal-gatal.
"Warga di sana memastikan jika sapi yang mereka konsumsi positif antraks. Itu hasil kajian Laboratorium Khusus Hewan di Maros yang memeriksa jeroan sapi yang dimakan warga," ujar Devi berdasarkan pengakuan pemilik sapi, Nasir.
Menurut legeslator PKS ini, Nasir yang kaget menerima surat dari Laboratorium Hewan Maros yang menyatakan bahwa jeroan sapinya positif antraks, langsung mengirim fax laporan ke Dinas Kesehatan Maros dan Dinas Kesehatan Sulsel.
"Pak Nasir sendiri yang membawa jeroan tersebut setelah menyembelih sapi. Sebelumnya dia curiga karena gatal-gatal usai menyembelih sapi tersebut," ujar Devi yang mendapatkan informasi tersebut saat sosialisasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Sapi-sapi di Tenrigangkae dibeli oleh warga dari desa sekitarnya, seperti dari Moncongloe pada Februari 2010. Sebelumnya Moncongloe dikenal sebagai daerah terinfeksi dan endemis virus antraks.
Sekitar dua pekan setelah pembelian, petugas dari Dinas Peternakan setempat memeriksa sapi tersebut dan dinyatakan tidak terinfeksi virus antraks.
Warga setempat mengemukakan bahwa Dinas Kesehatan setelah menerima laporan tersebut akan melakukan pemeriksaan hewan dan penyuluhan di Tenrigangkae, Rabu (31/3).
(T.KR-AAT/F003/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010