Chicago (ANTARA) - Emas sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), rebound tipis dari penurunan tajam sehari sebelumnya, ditopang dolar AS yang melemah terhadap sejumlah mata uang utama lainnya dan kesepakatan stimulus baru AS sebelum pemilihan presiden 3 November yang tetap tidak pasti.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, naik tipis hanya 0,6 dolar AS atau 0,03 persen, menjadi ditutup pada 1.905,20 dolar AS per ounce. Emas berjangka turun untuk minggu kedua berturut-turut, kurang dari 0,1 persen.
Pada Kamis (22/10/2020), emas berjangka turun tajam 24,9 dolar AS atau 1,29 persen menjadi 1.904,60 dolar AS, setelah bertambah 14,1 dolar AS atau 0,74 persen menjadi 1.929,50 dolar AS pada Rabu (21/10/2020), dan naik 3,7 dolar AS atau 0,19 persen menjadi 1.915,40 dolar AS pada Selasa (20/10/2020)..
"Pergerakan emas benar-benar mencerminkan dolar pada saat ini," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan mulia di BMO. Emas berada dalam kisaran "bergolak" 1.890-1.930 dolar AS dengan setiap penurunan ke dasar naik kembali, tambahnya.
"Lonjakan awal emas (dan dolar sedikit lebih rendah) disebabkan oleh hasil debat presiden terakhir yang tidak mungkin membuat perbedaan dalam hasil pemilihan, dengan (kandidat Demokrat Joe) Biden dengan nyaman berada di depan."
Lebih dari 50 juta orang Amerika telah memberikan suara dengan 11 hari tersisa dalam kampanye.
Emas juga mendapat dukungan karena dolar AS sedikit menurun pada Jumat (23/10/2020), dan diperkirakan indeks dolar turun sekitar satu persen selama pekan ini, membuatnya lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
"Emas masih terjebak di seputar stimulus. Optimisme stimulus memudar setelah Direktur Dewan Ekonomi Nasional (Larry) Kudlow mencatat bahwa negosiasi masih memiliki ketidaksepakatan kebijakan dan numerik," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, dalam sebuah catatan.
Data ekonomi yang positif mengurangi emas, mencegahnya naik lebih tinggi. Data Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur IHS Markit berada di 53,3 pada Oktober, naik dari 53,2 pada September dan tertinggi dalam 21 bulan.
Emas telah naik lebih dari 25 persen sepanjang tahun ini mengingat statusnya sebagai lindung nilai inflasi di tengah stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia didorong pandemi Covid-19
"Nasib emas akan ditentukan pada Hari Pemilu, gelombang biru (Demokrat) menandakan stimulus besar dan menyambut 2.000 dolar AS, sementara kemenangan Trump dengan Republikan mempertahankan Senat menunjukkan kenaikan yang lebih lambat," kata Moya.
Kudlow mengatakan pada Kamis (22/10/2020) pembicaraan tentang kemungkinan kesepakatan bantuan sedang berlangsung tetapi perbedaan kebijakan yang lebih besar dengan Demokrat tidak mungkin diselesaikan dengan pemilihan kurang dari dua minggu lagi.
Logam lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 3,4 sen atau 0,14 persen menjadi ditutup pada 24,675 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 22,7 dolar AS atau 2,57 persen menjadi menetap pada 906,7 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas anjlok 25 dolar tertekan data pekerjaan AS dan penguatan dolar
Baca juga: Emas melonjak 14 dolar saat optimisme bantuan COVID-19 di AS meningkat
Baca juga: Emas menguat didorong pelemahan dolar dan spekulasi stimulus AS
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020