Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan asal Australia, Orica Mining Services akan membangun pabrik bahan peledak untuk kegiatan tambang di Indonesia dengan investasi sekitar 500 juta dolar Australia.
"Bisnis pabrik bahan peledak itu merupakan investasi baru yang sangat substansial," kata Duta Besar Australia Bill Farmer di sela acara The 4th Australian Mining Exhibition and Conference di Jakarta, Selasa.
Menurut Bill, selain Orica investasi perusahaan tambang Australia yang segera masuk ke Indonesia adalah Rio Tinto, setelah sebelumnya masuk melalui anak usaha Rio Tinto Indonesia.
"Sekarang induk usaha (Rio Tinto) sudah memperoleh izin (Izin Usaha Pertambangan/IUP) dari pemerintah (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral)," katanya.
Adapun proyek yang akan digarap Rio Tinto adalah Sulawesi Nickel Project yang berlokasi di kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, dan kabupaten Morowali di Sulawesi Tengah.
Ia menambahkan, dari tambang nikel itu dalam lima tahun ke depan akan ada investasi yang masuk ke Indonesia.
Sepanjang tahun 2009, sekitar 400 perusahaan asal Australia telah berinvestasi di Indonesia hingga mencapai AUD 4 miliar.
"Kami meyakini jumlah investasi Australia ke sini (Indonesia) akan terus tumbuh," tegasnya.
Investasi tersebut tidak hanya di sektor pertambangan tetapi seluruh bidang usaha yang dimasuki sekitar 400 perusahaan asal negeri kangguru tersebut.
Bill juga menegaskan, bahwa Australia sebagai mitra tetap berkeinginan meningkatkan investasi di Indonesia, terutama di wilayah timur Indonesia.
Ia berpendapat, bahwa Indonesia Timur secara geografis dekat dengan Australia juga karena kondisi ekonomi dan sosial di sana membutuhkan investasi baru.(R017/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010