Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan, Selasa, disebutkan peningkatan laba bersih tersebut dipicu oleh kenaikan penjualan perseroan sebesar 8 persen menjadi Rp32,97 triliun, bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp30,25 triliun.
Nampaknya kampanye anti rokok dan fatwa haram merokok tidak menyurutkan konsumen rokok untuk mengurangi belanja rokoknya.
Dengan naiknya penjualan itu perseroan juga mencatat laba usaha menjadi Rp5,206 triliun atau naik 64 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,165 triliun.
(B008/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010