"Mereka berkinerja bagus dan sampai sejauh ini relatif tidak ada masalah yang cukup berarti," kata Direktur Jenderal Biro Tenaga Kerja dari Dewan Urusan Pekerja (CLA) Taiwan, Lin San-Quei dalam perbincangan mengenai TKI dengan Dirut ANTARA Ahmad Mukhlis Yusuf di Taipei, Selasa.
Dirut ANTARA yang didampingi Koordinator Staf Ahli ANTARA Aat Surya Safaat berada di Taipei dalam rangka melihat perkembangan informasi teknologi serta keberadaan TKI di Taiwan sambil berkomitmen untuk turut mendorong adanya peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan serta sosial budaya Indonesia-Taiwan.
Lin lebih lanjut menjelaskan, jumlah TKI di Taiwan adalah yang terbanyak dibanding pekerja yang berasal dari negara-negara Asia lainnya.
Urutan selanjutnya adalah pekerja dari Vietnam, Filipina, Thailand, Malaysia, dan Mongolia. Mereka bekerja di sektor manufaktur, konstruksi, anak buah kapal (ABK) di kapal perikanan, pengasuh orang-orang lanjut usia, dan pembantu rumah tangga.
"Jumlah mereka setiap tahun selalu meningkat," ujarnya, sambil menambahkan dari 355.136 pekerja asing di Taiwan yang tercatat per Februari 2010, maka TKI mencapai 40,26 persen atau 142.983 orang, sedangkan bulan sebelumnya (Januari) mencapai 128,584 orang atau 36,15 persen.
Lin menyebutkan keberadaan TKI jelas turut memberi andil bagi kemajuan ekonomi Taiwan. Mereka terbanyak bekerja sebagai pengasuh orang lanjut usia. Urutan selanjutnya adalah berkerja di sektor manufaktur, ABK, pembantu rumah tangga, dan konstruksi.
Mereka juga pada umumnya memahami dan menghargai budaya orang-orang Taiwan. sehingga keberadaannya disambut baik oleh masyarakat Taiwan. Sebaliknya pihak Taiwan juga sangat menghargai TKI serta para pekerja asing lainnya.
Lin menambahkan, Taiwan sebelumnya mengalami kekurangan tenaga kerja, sehingga CLA sejak Oktober 1989 "membuka pintu" bagi para pekerja asing, termasuk dari Indonesia.
Sementara itu Dirut ANTARA Ahmad Mukhlis Yusuf memuji perhatian serta bantuan yang diberikan CLA yang mengedepankan sisi kemanusiaan, martabat, persamaan, dan keamanan bagi para pekerja asing, termasuk para TKI.
Ia juga juga memuji CLA yang memberikan panduan tertulis secara lengkap kepada para pekerja asing, termasuk TKI yang baru datang di Taiwan, sehingga kebijakan tu memberikan ketenangan dan kejelasan hukum bagi para pekerja tersebut.
Mukhlis menyatakan optimis bahwa ke depan hubungan antar kalangan dunia usaha (business to business) serta kalangan masyarakat (people to people) Indonesia dan Taiwan akan dapat ditingkatkan lagi.
"Kami juga akan banyak belajar dari kemajuan Taiwan, termasuk ibidang pengembangan IT," tuturnya menambahkan. (A015*A025/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010