"Alhamdulilah sampai hari ini belum ada tanda-tanda peningkatan, justru yang terjadi kecenderungannya menurun," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Jumat.
Meski ada peningkatan kasus, namun hal tersebut lebih kepada pelonggaran melalui PSBB Transisi. Sejak akhir September grafik penambahan kasus mendatar, konsisten dan cenderung turun, bahkan tingkat kesembuhan bisa mencapai 84,2 persen.
Dia menambahkan tren baik atas perkembangan COVID-19 di Jakarta terlihat dari jumlah kasus aktif saat ini. Kasus aktif merupakan pasien positif COVID-19 yang masih menjalani perawatan atau isolasi.
"Seiring itu, kami juga bersyukur angka di nasional kasus aktif atau kasus positif aktif juga menurun. Mudah-mudahan dengan demikian Jakarta dan daerah lainnya terus menurun," katanya.
Baca juga: Total positif COVID-19 di Jakarta pada Selasa 96.217 kasus
Baca juga: DKI Jakarta prioritaskan pemberian vaksin COVID-19 untuk nakes Meski belum ada indikasi lonjakan kasus, Riza mengingatkan warga yang berkegiatan di Jakarta tetap mengetatkan pencegahan penularan COVID-19 dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.
Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menyebutkan, dampak demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja yang terjadi di berbagai kota akan terlihat dalam dua hingga empat minggu ke depan. Sejauh ini sudah ditemukan pendemo yang positif COVID-19.
"Namun demikian, gambaran secara utuhnya apakah demo ini dapat menimbulkan klaster, maka bisa dilihat dalam jangka waktu biasanya 2-4 minggu setelah kejadian tersebut," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Selasa (20/10).
Dia mengatakan, kasus positif COVID-19 di Indonesia saat ini sudah cukup tinggi. Untuk itu, Wiku mengimbau masyarakat tak membuat aktivitas yang dapat memicu kerumunan seperti demonstrasi.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020