Jakarta (ANTARA) - Bentrokan yang terjadi di Gunung Sahari Utara merupakan bentrok antargeng motor dan bukan bentrok antara warga dengan kelompok pebalap motor liar di Jalan Gunung Sahari IX.
"Jadi itu kelompok motor yang saling melakukan penyerangan. Sudah janjian melalui siaran langsung (live) Instagram. Mereka saling menyerang namun ternyata imbasnya kena warga sekitar," kata Kanit Reskrim Polsek Sawah Besar Iptu Wildan saat dikonfirmasi, Jumat.
Wildan mengatakan saat ini timnya memburu para pelaku tawuran yang merupakan anggota geng-geng motor. Geng motor itu sering meresahkan warga karena melakukan balap motor liar.
"Pelaku saat ini masih dalam pencarian, diperkirakan sekitar 75 orang," ujar Wildan.
Selama pencarian para pelaku tawuran antargeng motor itu, Wildan mengatakan, pihaknya mengetatkan keamanan di sekitar permukiman warga agar tidak terjadi kejadian serupa.
Baca juga: Warga Gunung Sahari Utara bentrok dengan pebalap motor liarLurah Gunung Sahari Utara Yanti mengatakan sempat terjadi bentrokan antarkelompok di wilayah Gunung Sahari Utara RW 004 yang dipicu balapan motor liar.
Yanti mengatakan balapan liar itu memang kerap kali terjadi di permukiman warga khususnya di Jalan Gunung Sahari IX dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Pihak Kelurahan bersama warga sebenarnya telah meminta pengadaan garis kejut kepada dinas terkait agar tidak ada lagi balapan motor liar di kawasannya.
Namun hingga saat ini permintaan adanya garis kejut di Jalan Gunung Sahari IX belum juga diwujudkan oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Permohonan penjagaan kepada pihak Kepolisian pun telah diminta dan dilakukan namun para pebalap liar itu sering kali kucing-kucingan dengan petugas.
Penjagaan dari Kepolisian agar tidak ada balap liar itu sudah sering sekali. Patroli petugas dilakukan pada jam 00.00 WIB-03.00 WIB.
"Nah giliran petugas berjaga ya balapan liarnya ga ada. Petugas pulang malah justru ada balapannya," ujar Yanti.
Baca juga: Polda Metro Jaya gencar bubarkan balap lari liar
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020