"Tanpa diketahui alasannya, FR bersama 20 orang, dengan membawa senjata tajam datang menemui saya pada hari Minggu (28/3) pukul 16.00 WIB, lalu menganiaya saya," kata korban saat melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polwiltabes Semarang, Senin.
Korban yang beralamat di Kampung Banjar RT 01 RW 08 Kelurahan Dadapsari, Semarang Utara, menjelaskan penganiayaan tersebut terjadi di rumah mertuanya, Jalan Boom Lama Semarang.
Saat mendatangi korban, kata dia, FR hanya mengatakan bahwa dia berniat menantang korban untuk berduel.
"Tiba-tiba yang bersangkutan langsung menyabetkan senjata tajam jenis parang secara membabi buta ke arah saya," ujarnya lalu mengatakan dirinya jatuh tersungkur akibat terkena sabetan parang.
Setelah itu, puluhan orang yang datang bersama FR kemudian merusak sepeda motor Suzuki Thunder dan satu unit mobil Daihatsu hingga beberapa bagian bodi mobil ringsek dan kaca mobil pecah.
Dia menambahkan beberapa jam sebelum dirinya dianiaya, salah seorang anaknya yang bernama Safrudin (19) juga menderita luka serius pada bagian tangan kanan akibat dibacok oleh seorang warga Jalan Kakap Semarang berinisial AR.
Akibat luka yang dideritanya, Safrudin harus mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang, setelah sebelumnya sempat dirawat di sebuah klinik perawatan 24 jam.
Sanusi mengaku tidak tahu apakah penganiayaan terhadap dirinya dan anaknya mempunyai keterkaitan atau tidak.
Petugas Reserse Kriminal Polwiltabes Semarang yang mengetahui adanya kasus penganiayaan tersebut segera melakukan penyelidikan intensif serta berusaha mengejar para pelaku penganiayaan yang identitasnya sudah diketahui.
(KR-WSN/A030)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010