Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menginginkan ada solusi segera atas kelambanan industri turunan batu bara di tanah air agar Indonesia tak terus-menerus menjadi negara pengekspor batubara mentah.
“Saya ingin dicarikan solusi mengatasi kelambanan industri turunan batu bara ini karena kita sudah lama sekali mengekspor batu bara mentah,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Rapat Terbatas (melalui Video Conference) dengan topik Percepatan Peningkatan Nilai Tambah Batu Bara dari Istana Kepresidenan Bogor, Jumat.
Kepala Negara menegaskan bahwa kondisi tersebut harus diakhiri sehingga bila ada beberapa perpanjangan terkait dengan kewajiban maka harus segera dirampungkan.
Presiden Jokowi telah mendapatkan laporan bahwa pengembangan industri turunan batu bara masih terkendala urusan, terutama yang berkaitan dengan keekonomian dan juga terkendala dengan faktor teknologi.
Baca juga: Presiden : Industri turunan batu bara akan buka banyak lapangan kerja
“Saya kira ini bisa diatasi kalau perusahaan-perusahaan itu atau BUMN berpartner, mencari partner dan kita tahun 2019 baru 5 pemegang IUPK OP yang melakukan coal upgrading dan baru 2 pemegang IUPK/OP yang memproduksi briket batu bara,” katanya.
Pada kesempatan itu, dibicarakan mengenai percepatan peningkatan nilai tambah batu bara.
Presiden kembali mengingatkan bahwa bangsa ini semua harus mulai bergeser dari negara pengekspor bahan-bahan mentah dan salah satunya adalah batu bara menjadi negara industri yang mampu mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah.
“Jadi ini saya kira strategi besar yang kita harus konsisten untuk menjalankannya,” kata Presiden Jokowi.
Baca juga: Presiden minta peta jalan optimalisasi batu bara dipercepat
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020