Sidoarjo, (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan peninjauan ke lokasi semburan lumpur di Sidoarjo guna memastikan keselamatan warga sekitar seiring peningkatan curah hujan beberapa waktu terakhir.
Hal itu dikemukakan oleh Presiden di Sidoarjo, Senin siang, di sela peninjauannya ke lokasi semburan lumpur dengan didampingi sejumlah menteri terkait.
"Berhubung luapan lumpur masih terjadi maka dipastikan kawasan ini dibatasi tanggul pengaman," kata Kepala Negara.
Menurut Presiden, curah hujan yang beberapa waktu cukup tinggi membuat pemerintah perlu memastikan keamanan warga sekitar sehingga tidak terjadi bencana yang lain atau luapan baru.
Selain untuk melihat langsung dari sisi keamanan warga sekitar, Kepala Negara mengatakan bahwa ia juga ingin memastikan intruksinya terkait proses penanggulangan bencana lumpur tersebut dilakukan dengan baik.
"Sekaligus saya ingin mengetahui jika ada permasalahan," katanya.
Ia menyebutkan bahwa ada laporan jika dalam satu bulan permukaan tanah di kawasan itu dapat turun sekitar 20-30 cm sekalipun volume semburan lumpur telah jauh menyusut.
"Itu bad news dan good newsnya," ujarnya.
Dalam kunjungannya selama sekitar 45 menit itu Presiden juga menyampaikan lima arahan terkait penanggulangan semburan lumpur tersebut.
Pertama, kata dia, memastikan keselamatan warga sekitar dan kelancaran aliran lumpur ke Kali Porong.
Kedua,Presiden menginstruksikan PT Lapindo dan pemerintah untuk sama-sama segera menyelesaikan kewajibannya kepada warga terdampak tepat waktu.
"Saya minta dilakukan percepatan-percepatan sehingga bisa diselesaikan kewajibannya tepat waktu," katanya seraya menambahkan bahwa ia memperoleh laporan sekalipun proses pembayaran ganti rugi telah dilakukan ternyata ada keterlambatan dan belum usai.
Presiden pada kesempatan itu juga menyampaikan komitmennya untuk mendorong dilakukan penelitian terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh warga di sekitar kawasan terdampak.
Kepala Negara berjanji pemerintah akan memberikan bantuan sementara sambil menunggu hasil penelitian yang akan memutuskan apakah warga di luar kawasan tersebut juga berhak memperoleh ganti rugi atau idak.
Ketiga, lanjut Presiden, adalah masalah pembangunan infrastruktur. Kepala Negara menegaskan komitmen pemerintah untuk membangun infrastruktur tepat waktu namun ia meminta kerja sama masyarakat sekitar untuk tidak terpengaruh spekulan tanah karena satu-satunya permasalahan yang dihadapi untuk memperlancar pembangunan infrastruktur itu adalah pembebasan tanah.
Presiden mengingatkan bahwa infrastruktur itu diperlukan oleh seluruh masyarakat karena keterlambatan dapat mengganggu perekonomian.
Arahan keempat dari Presiden adalah penanganan masalah lingkungan. Presiden meminta terus dilakukan pengkajian terhadap dampak lingkungan yang disebabkan oleh semburan lumpur itu.
Sementara itu yang kelima adalah aspek masa depan. Kepala Negara menyatakan keyakinannya bahwa di masa mendatang lokasi semburan lumpur Lapindo itu dapat bermanfaat bagi warga sekitar, baik untuk perikanan maupun pariwisata.
Reklamasi
Ia menyebutkan mengenai adanya proses reklamasi terhadap 83 hektar lokasi semburan lumpur dan menanti laporan pemanfaatannya. Kepala Negara berharap di masa depan lokasi tersebut dapat mendatangkan pendapatan yang kemudian dapat digunakan untuk membiayai operasional penanganan kawasan tersebut.
Dalam kunjungannya Kepala Negara didampingi oleh Ibu Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri kabinet antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono dan Mensesneg Sudi Silalahi.
Cuaca siang itu yang cukup terik dan panas, ditambah lagi dengan lokasi semburan lumpur Lapindo yang telah berubah menjadi kawasan terbuka berpasir menyebabkan seluruh tamu undangan yang memadati tempat itu berkeringat, tak terkecuali Presiden yang siang itu mengenakan kemeja safari berwarna coklat.
Kepala Negara beserta rombongan kemudian melanjutkan perjalanan darat ke Malang untuk meninjau kesiagaan satuan cepat penanggulangan bencana kawasan timur.
Banjir Lumpur Panas Sidoarjo atau Lumpur Lapindo atau Lumpur Sidoarjo adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak 27 Mei 2006.
Semburan lumpur panas itu mengakibatkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di sejumlah desa serta mempengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur.
Lokasi semburan lumpur ini berada di Porong, yakni kecamatan di bagian selatan Kabupaten Sidoarjo, sekitar 12 km sebelah selatan kota Sidoarjo. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Gempol (Kabupaten Pasuruan) di sebelah selatan.
Lokasi semburan hanya berjarak 150-500 meter dari sumur Banjar Panji-1 (BJP-1), yang merupakan sumur eksplorasi gas milik Lapindo Brantas sebagai operator blok Brantas sehingga semburan lumpur panas tersebut diduga disebabkan aktivitas pengeboran yang dilakukan Lapindo Brantas di sumur tersebut.
Lokasi tersebut merupakan kawasan pemukiman dan di sekitarnya merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Tak jauh dari lokasi semburan terdapat jalan tol Surabaya-Gempol, jalan raya Surabaya-Malang dan Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi (jalur pantura timur), serta jalur kereta api lintas timur Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi.
(T.G003/A011/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010
saat ini jg ditemukan semburan baru di sekitar rmh2 penduduk, trz apa tndak lnjut dr pemerinta??
apa tidak ada cara laen?? apa bpk susilo bambang bs memastikan warga sidoarjo aman dri bencana tsb? mohon jawabannya