Kita memang harus banyak belajar dari Thailand dengan kitchen of the world-nya, karena mereka selalu memberikan target untuk meningkatkan jumlah restoran sekaligus mengembangkan citra ThailandJakarta (ANTARA) - Indonesia perlu banyak mempelajari langkah-langkah yang dilakukan Thailand dalam menaikkan citra kuliner khas negaranya di luar negeri, demikian menurut pejabat Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi bidang ekonomi kreatif.
"Kita memang harus banyak belajar dari Thailand dengan kitchen of the world-nya, karena mereka selalu memberikan target untuk meningkatkan jumlah restoran sekaligus mengembangkan citra Thailand," kata Asisten Deputi Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif, Sartin Hia, dalam seminar virtual, Kamis.
Dalam menjalankan diplomasi kuliner untuk memperkenalkan dan menjual kuliner Indonesia di luar negeri, menurut Sartin, terdapat sejumlah permasalahan yang dihadapi, misalnya masakan Indonesia masih kurang banyak dikenal.
Baca juga: Warga Italia nikmati kuliner Indonesia di Kampung Jajan Campania
Baca juga: Kuliner otentik Indonesia; tantangan di China
Selain itu, Sartin juga menyoroti citra makanan Indonesia yang kurang higienis--sehingga disayangkan karena "seperti diketahui, Indonesia memiliki ragam kuliner yang begitu banyak."
Merujuk pada laporan Travel & Tourism Competitiveness Index 2019 (TTCR), Indonesia berada pada posisi 40 dari 140 negara; sementara Thailand sedikit di atas, yakni pada posisi 34. Untuk hal ini, Thailand dianggap menjunjung tinggi kualitas dan kebersihan.
Sartin menambahkan bahwa kemudahan bagi pelaku usaha Thailand untuk membuka restoran di luar negeri disertai dengan pemberian insentif, baik untuk orang Thailand ataupun bukan, adalah hal lain yang patut dicontoh oleh Indonesia.
"Restoran Thailand juga mampu mengambil peran sebagai duta budaya, sehingga mereka bisa memberikan informasi banyak hal tentang Thailand," kata Sartin.
Terkait diplomasi kuliner ini, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi memfasilitasi tiga program sebagai sinergi rencana aksi para pemangku kepentingan, termasuk lintas kementerian dan lembaga terkait.
Ketiganya adalah Indonesia Spice Up the World, merambah pasar kuliner mulai dari kawasan Afrika dan Australia yang berpotensi besar; Destinasi Gastronomi, menguatkan sektor kuliner di dalam negeri; dan Gastrodiplomacy Restaurant, meningkatkan citra bangsa.
Baca juga: "Gastrodiplomacy" Indonesia juga sasar kawasan Afrika Sub-Sahara
Baca juga: Diplomasi kuliner Warung Soto Lamongan di Kuala Lumpur
Pewarta: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020