Kita sedang berupaya semaksimal mungkin mengisi kekosongan yang pada kuartal II lalu sangat minim pasar baja Indonesia

Jakarta (ANTARA) - Manajemen PT Krakatau Steel Tbk (Persero) optimistis industri baja nasional akan kembali menggeliat seiring dengan pemulihan ekonomi pada kuartal III 2020.

"Di Indonesia, proyek pembangunan dan membaca kondisi perbaikan ekonomi Indonesia di kuartal III, maka industri baja nasional akan ada peningkatan," ujar Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Silmy Karim Webinar bertajuk "Outlook Kebutuhan Baja Indonesia" di Jakarta, Kamis.

Ia meyakini pemulihan ekonomi nasional akan terus berlanjut sehingga juga akan mendorong sektor konstruksi, yang merupakan pengguna baja.

"Kita sedang berupaya semaksimal mungkin mengisi kekosongan yang pada kuartal II lalu sangat minim pasar baja Indonesia," ucapnya.

Di kawasan Asia, lanjut Silmy Karim, juga mulai terlihat adanya peningkatan produksi baja mentah pada Agustus setelah mengalami penurunan pada April 2020.

Berdasarkan data internasional, iron and steel institut, ia memaparkan, pada 2020 produksi baja mentah di India naik 160 persen pada Agustus dibandingkan April. Sementara di Korea Selatan naik 15 persen, dan Vietnam naik 25 persen.

Ia menambahkan sektor konsumsi baja juga menunjukkan prospek positif pada kuartal II seiring pemintaan minyak global meningkat 16 persen.

"Hal ini sejalan dengan penggunaan kendaraan. Pabrik sektor otomotif telah mulai kembali beroperasi dan volume penjualan kendaraan global yang perlahan meningkat," katanya.

Silmy mengatakan pihaknya akan berupaya mengambil momentum perbaikan ekonomi itu di tengah tatanan kehidupan normal baru.

"Perlahan tapi pasti kebiasaan baru ini atau keseimbangan baru mulai terbentuk, dan kita terus berupaya beradaptasi agar kita juga tidak kehilangan momentum daripada pertumbuhan ekonomi yang sangat baik di 5-10 tahun terakhir ini," katanya.

Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Konstruksi Kementerian Pembangunan dan Perumahan Rakyat (PUPR) Trisasongko Widianto mengatakan pada 2021 permintaan baja akan meningkat seiring dengan kegiatan infrastruktur.

"Untuk 2021 Kementerian PUPR mengemban amanah sebesar Rp150 triliun. Berdasarkan hasil estimasi diperkirakan kebutuhan baja konstruksi sebesar 1,04 juta ton. Jadi ini bisa jadi potensi, katanya.

Baca juga: Dihantam pandemi, Kemenperin perkuat daya saing industri baja
Baca juga: Kemenperin dorong pengembangan industri hulu baja dalam negeri

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020