Kami juga fokus mengakselerasi pembangunan pabrik-pabrik gula baru yang terintegrasi dengan perkebunan tebu, sehingga mereka dapat beroperasi penuh

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya merevitalisasi industri gula dan mendorong penggunaan teknologi modern agar lebih produktif dan berdaya saing guna memenuhi kebutuhan domestik.

"Kami juga fokus mengakselerasi pembangunan pabrik-pabrik gula baru yang terintegrasi dengan perkebunan tebu, sehingga mereka dapat beroperasi penuh," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita usai mendampingi Presiden Joko Widodo pada peresmian pabrik gula PT Prima Alam Gemilang (PAG) di Bombana, Sulawesi Tenggara, Kamis.

Baca juga: Presiden Jokowi sebut investasi Pabrik Gula Bombana sebuah keberanian

Menperin melalui keterangan tertulisnya menjelaskan kebutuhan gula di Indonesia mencapai 5,8 juta ton per tahun, namun baru 2,1 juta ton per tahunyang mampu diproduksi di dalam negeri.

Oleh karena itu, lanjut dia, diperlukan kebijakan strategis untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif di Tanah air, salah satunya memfasilitasi bahan baku untuk pembangunan pabrik gula baru maupun perluasan.

Pihaknya, kata Menperin, telah menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 10 Tahun 2017 tentang Fasilitas Memperoleh Bahan Baku Dalam Rangka Pembangunan Industri Gula.

Menperin mengapresiasi PAG Bombana yang telah berinvestasi membangun pabrik gula terintegrasi dengan kebun tebu, serta memanfaatkan otomatisasi pada proses produksinya.

Pengerjaan konstruksi pabrik gula yang diresmikan Presiden tersebut dimulai pada awal 2017 dan berproduksi sejak Agustus 2020.

Kapasitas pengolahan tebu pabrik ini sebanyak 8.000 ton cane per day (TCD), yang mampu ditingkatkan hingga 12.000 TCD.

Dengan kapasitas tersebut, pabrik mampu memproduksi gula kristal putih sebanyak 800 hingga 1.200 ton per hari.

Hal itu menjadikan PAG Bombana sebagai pabrik gula dengan jumlah produksi terbesar di Indonesia yang dimiliki oleh pengusaha dalam negeri.

Perusahaan ini juga didukung dengan sumber bahan baku area tebu inti plasma sebesar 22.797 hektare.

"Yang patut dibanggakan juga dari investasi ini adalah mereka mampu menyerap ribuan tenaga kerja lokal. Dalam operasionalnya, kebun dan pabrik ini dapat membuka lapangan kerja hingga 15.000 orang," kata Menperin.

Direktur PAG Bombana Arif Efendi sebelumnya menyampaikan penggunaan teknologi canggih otomatisasi pabrik gula sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.

"Dengan demikian, kami mampu menghasilkan produk dengan incumsa di bawah 100 UI dan total losses di bawah 1,8 pol gula," ungkapnya.

Dengan kapasitas produksi yang cukup besar, pihaknya berkomitmen memenuhi kuota gula Indonesia bagian timur dengan harga di bawah HET.

"Sehingga masyarakat mampu menikmati harga gula yang wajar," tutur Arif.

Timothy Savitri selaku perwakilan dari pemilik perusahaan menambahkan pihaknya ingin memberikan sumbangsih bagi ekonomi Indonesia dan memberdayakan warga lokal.

Baca juga: Masyarakat Bombana sambut gembira peresmian pabrik gula oleh Presiden
Baca juga: Kemenperin pacu pembangunan pabrik gula terintegrasi lahan tebu

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020