Usia lebih muda dari 19 tahun tidak dilakukan (uji coba) di berbagai negara. Begitu juga yang usia di atas (59)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan daerah yang masuk kategori merah atau terjadi penularan terbanyak kasus COVID-19 berpeluang menjadi wilayah prioritas diberikan vaksinasi.

“Dalam roadmap nanti akan ditentukan tapi kita ada daerah merah itu penularan terbesar,” kata Airlangga Hartarto dalam diskusi daring di Graha BNPB, Jakarta, Kamis.

Menurut dia, daerah yang masih merah itu yakni Sumatera Utara, Aceh, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua dan Papua Barat.

Meski begitu, pemerintah akan melakukan evaluasi lanjutan termasuk menyangkut efektivitasnya sambil menunggu roadmap atau peta jalan dan masterplan vaksinasi COVID-19 yang sedang disiapkan.

Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan diantaranya menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

Lebih lanjut Airlangga yang juga Ketua Tim Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) ini menambahkan dalam roadmap dan masterplan itu juga akan ditentukan siapa yang akan diberikan prioritas vaksin.

Pemerintah, kata dia, menyiapkan mekanisme untuk vaksin yakni disubsidi atau bahkan gratis yang tercatat di BPJS Kesehatan.

Airlangga menjelaskan salah satu sasaran prioritas vaksinasi adalah usia 19-59 tahun karena dalam uji coba vaksin dilakukan pada rentang usia tersebut.

“Usia lebih muda dari 19 tahun tidak dilakukan (uji coba) di berbagai negara. Begitu juga yang usia di atas (59). Walau pun yang rentan itu yang di atas 59, tentu nanti sesudah tahap pertama ada tahap berikutnya, riset akan terus dilakukan,” katanya.

Baca juga: IDI harap pemerintah benar-benar pastikan keamanan vaksin
Baca juga: Menko Airlangga: Tiga juta vaksin Sinovac siap masuk RI akhir 2020
Baca juga: Depok simulasikan pemberian vaksin COVID-19, akan dihadiri Gubernur

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020