Pasuruan (ANTARA News) - Umat Hindu suku Tengger di Gunung Bromo melaksanakan prosesi Dharma Santi Nyepi di Pendapa Agung Wonokitri, Tosari, Pasuruan, Jawa Timur, Minggu.

Ketua Panitia Dharma Santi Nyepi, Hadi Winarno menyebutkan, Dharma Santi Nyepi merupakan rangkaian terakhir prosesi Hari Raya Nyepi.

Dharma Santi bagi umat Hindu suku Tengger di Gunung Bromo yang masuk administratif Kabupaten Pasuruan, tahun ini dipusatkan di Wonokitri.

Disebutkan, untuk tempat Dhama Santi setiap tahunnya dilaksanakan secara bergiliran di desa-desa yang mayoritas warganya beragama Hindu.

Winarno menyebutkan, prosesi Hari Raya Nyepi diawali dengan Melasti di sumber air di Gunung Widodaren, yang masih dalam gugusan Gunung Bromo.

Setelah Melasti yang bermakna perbersihan atau penyucian "Pretima", dilanjutkan ritual Tawur Kesanga atau Pecaruan Agung di Lapangan Telogosari, Kecamatan Tosari.

Kemudian Pengurupan yang diawali dengan pawai ogoh-ogoh di desa-desa di daerah Tosari dan Nongkojajar, di kawasan Gunung Bromo.

Setelah itu, keesokan harinya (16/3) dilakukan Catur Berata Penyepian selama 24 jam, dan diakhiri dengan Ngembak Geni.

Dharma Santi Nyepi yang merupakan rangkaian dari Hari Raya Nyepi, disambut antusial oleh umat Hindu suku Tengger. Mereka juga menggelar berbagai pertunjukan kesenian tradisional, mulai dari atraksi Reog, Bantengan, serta tari-tarian khas Jawa Timur, Bali dan China.

Winarno menyebutkan, kegiatan Dharma Santi Nyepi sebelumnya juga diawali dengan kegiatan sosial berupa bagi-bagi sembako, khitanan massal dan pengobatan gratis.

Ketua II PDHI Provinsi Jawa Timur, Bambang Suprapto mengungkapkan, kualitas ibadah umat Hindu suku Tengger di Gunung Bromo setiap tahunnya terus meningkat.

Untuk itu, Bambang Suprapto berjanji pada pelaksanaan Melasti menyambut Hari Raya Nyepi tahun depan bisa dilaksanakan secara bersama dengan umat Hindu yang ada da kawasan Gunung Bromo.

Bambang Suprapto berharap umat Hindu suku Tengger di kawasan Gunung Bromo mulai dari Probolinggo, Lumajang, Malang hingga Pasuruan, bisa melaksanakan Melasti bersama di sumber air Widodaren.

Namun demikian, lanjut dia, hal ini masih harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan daerah-daerah lain.

Bambang Suprapto mengatakan bahwa lahan yang tersedia untuk kepentingan ritual Melasti di sumber air di Widodaren kurang luas.

Sehubungan dengan itu, lanjut dia, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) untuk kepentingan perluasan areal itu.
(T.KR-MSW/P004/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010