Yang merasakan dampaknya siapa? Tentunya orang lokal

Pariaman (ANTARA) - Deputi Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Hari Santosa Sungkari menilai Kota Pariaman, Sumatera Barat berpotensi dikembangkan sebagai wisata sunset atau matahari terbenam.

"Saya bukan orang sini, tapi ketika saya lihat pantai Pariaman menghadap ke barat, kalau ke timur kan sunrise wisatawan belum bangun," kata Hari Santosa Sungkari saat mengunjungi Kota Pariaman, Kamis.

Ia mengatakan dengan pantai Kota Pariaman menghadap ke barat maka wisatawan dapat menyaksikan matahari terbenam sambil menyantap kuliner yang ada di daerah itu.

Namun, lanjutnya dalam pengemasannya harus ada kesenian yang menonjolkan kearifan lokal dengan pakaian penari yang kontras dengan warna matahari terbenam dan dikemas dengan gaya milenial.

"Saya memiliki cita-cita pantai Pariaman ini bisa sampai malam," katanya.

Apalagi, kata dia di pantai Pariaman terdapat gantole dan paralayang yang beroperasi ketika senja sehingga dapat menambah daya tarik kota wisata tersebut.

"Yang merasakan dampaknya siapa? Tentunya orang lokal," ujarnya.

Namun, ia mengajak dalam kondisi pandemi COVID-19 harus menerapkan protokol kesehatan agar virus tersebut tidak menyebar dan aktivitas liburan tetap berjalan.

Pelaksana Tugas Walikota Pariaman, Mardison Mahyuddin mengatakan pihaknya sedang fokus mengambangkan wisata di daerah itu terutama wisata pantai.

Ia menyebutkan adapun objek wisata yang telah dikembangkan di pantai yaitu mulai dari Sunur, Kata, Cermin, Lohong, Gandoriah, Pauh menjadi Taloa Pauh, dan Padang Biriak-biriak.

"Semua potensi wisata kami garap untuk meningkatkan perekonomian warga Kota Pariaman," ujarnya.

Ia menambahkan kedatangan Hari Santosa Sungkari dapat membantu mengangkat wisata di Kota Pariaman ke tingkat nasional.

Baca juga: Sumbar bentuk 30 objek wisata adaptif COVID-19
Baca juga: Sumbar jaga optimisme wisata di tengah pandemi corona

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020