Acara pelatihan dan demo membatik ini diikuti kalangan diplomatik di Rabat seperti Asia Diplomatic Spouse Meeting Rabat, American International Women Association Rabat, demikian keterangan pers KBRI Rabat yang diterima koresponden ANTARA News London, Minggu.
Duta Besar RI untuk Kerajaan Maroko, Tosari Widjaja menyampaikan bahwa selain wayang dan keris, maka batik juga telah diakui UNESCO sebagai salah satu kekayaan warisan budaya dunia yang harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya.
Dengan diadakannya kegiatan pelatihan dan demo diharapkan masyarakat asing di Maroko dapat lebih memahami dan mengetahui keanekaragaman budaya Indonesia.
Acara demo membatik diikuti asosiasi kesenian Maroko seperti Asosiasi Ribat al Fath, Lembaga Pusat Belajar Lintas Budaya Rabat, Yayasan Aliansi Perancis-Maroko serta masyarakat Indonesia.
Para peserta sangat antusias mengikuti workshop, terutama pada saat diberi kesempatan untuk mencoba membuat batik di atas kayu dan kain yang dibimbing langsung instruktur dari BHI.
Selain memperagakan cara pembuatan batik, Persatuan Pelajar Indonesia Maroko ikut memeriahkan kegiatan ini dengan memainkan alat musik gamelan serta sajian kuliner khas Indonesia seperti onde-onde, bakwan goreng dan risoles.(U-ZG/A011)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
media indonesia,
http://www.mediaindonesia.com/mediatravelista/index.php/read/2010/03/24/499/1/Membatik-di-Maroko
yg antara kok mlh lambat