Sirte (ANTARA News/Reuters) - Libya mencabut larangan visa pada Sabtu terhadap sejumlah warga dari 25 negara Eropa setelah presiden Uni Eropa (UE) dari Spanyol mengatakan bahwa daftar hitam visa terhadap 188 orang warga Libya di negara mereka dibatalkan.
"Demi kepentingan memperkuat kerja sama dengan UE, Libya mencabut pembatasan yang sebelumnya telah diterapkan pada warga zona Schengen," demikian kementerian luar negeri Libya dalam komunike yang disiarkan oleh JANA.
Kementerian luar negeri Spanyol sebelumnya mengeluarkan pernyataan yang mengumumkan daftar hitam visa Eropa telah dicabut dan menyampaikan penyesalan.
Hal itu sebagai bagian dari upaya diplomatik oleh pemimpin UE untuk meredakan krisis yang telah mengancam dan merusak hubungan bisnis yang meningkat antara Eropa dan pengekspor minyak Libia.
Libya berhenti mengeluarkan visa pada sejumlah warga dari zona perjalanan tanpa perbatasan, Schengen sebagai pembalasan atas Swiss, anggota Schengen, yang melarang masuk 188 warga Libya termasuk pemimpin negara Moamer Kadhafi dan beberapa anggota keluarganya.
Tindakan Swiss itu mencegah orang-orang Libia dalam daftar hitam masuk ke negara Schengen lainnya karena ketentuan perjanjian Schengen mewajibkan semua anggotanya untuk menolak visa warga negara yang masuk daftar hitam rekan negara Schengen lainnya.
Zona Schengen adalah zona perjalanan tanpa perbatasan yang mengelompokkan 22 negara UE ditambah Swiss, Norwegia dan Islandia.
Penyataan Spanyol itu dikeluarkan setelah Menlu Spanyol, Miguel Angel Moratinos, yang tiba untuk mengadakan pembicaraan di kota Sirte, Libya, tempat Kadhafi akhir pekan ini menjadi tuan rumah pertemuan puncak Liga Arab.
"Semua nama orang Libya yang masuk dalam daftar sistem informasi Schengen telah dikeluarkan," kata kementerian itu dalam pernyataan yang disebutkan berasal dari presiden UE dari Spanyol.
Ia menimpali, "Kami menyesalkan masalah dan kesusahan yang ditimbulkan pada warga Libya itu. Kami mengharapkan bahwa tindakan ini tidak akan terulang pada masa depan."
PM Italia, Silvio Berlusconi -- yang negaranya memiliki hubungan usaha dekat Eropa dengan Libya dan yang telah mengkritik daftar hitam visa Swiss itu -- juga berada di Sirte, Sabtu, sebagai tamu Kadhafi.
Swiss telah terperangkap dalam perselisihan diplomatik dengan ekportir minyak Libya sejak Juli 2008, ketika polisi di Jenewa menangkap Hannibal Kadhafi, putera pemimpin Libya itu, dengan tuduhan menganiaya dua pegawai setempat.
Pada Februari Kadhafi menyerukan jihad terhadap Swiss dan awal bulan ini Libya menjatuhkan embargo perdagangan terhadap negara tersebut.
Tuduhan itu dengan cepat dibatalkan dan Hannibal Kadhafi dibebaskan, tapi Libya telah menghentikan ekspor minyak ke Swiss dan menarik jutaan dolar dari bank-bank Swiss.
Pemerintah Swiss mendesak pembebasan dari penjara, Max Goeldi, pengusaha Swiss yang dilarang meninggalkan Libya segera setelah penangkapan Hannibal Kadhafi. Ia menjalani hukuman empat bulan karena melanggar aturan imigrasi.
Para pejabat Libya membantah hubungan antara pemeriksaan pengadilan Goeldi dan penangkapan Hannibal Kadhafi.
Seorang pejabat senior Libya, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan pada Reuters, Jumat, bahwa Goeldi akan dibebaskan secepatnya. Pengacara Goeldi menyatakan, jika klienya dibebaskan, akan terjadi setelah pertemuan puncak Liga Arab berakhir Ahad.
(Uu.S008/S004/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010