Jakarta (ANTARA) - Platform pemesanan dan manajemen hotel daring di Asia Tenggara, RedDoorz punya strategi baru di tengah pandemi, yakni menjadi platform multi-brand yang bisa menjangkau lebih banyak konsumen.
Kini produk dan layanan yang ditawarkan lebih bervariasi, mulai dari akomodasi beranggaran rendah hingga yang lebih premium, pengalaman menginap di akomodasi yang design-inspired serta layanan perpanjangan jangka waktu menginap.
"Jadi tamu yang mau menginap bisa punya pilihan bermacam-macam," kata Adil Mubarak, VP Operations of RedDoorz, dalam konferensi pers virtual, Kamis.
Pada pertengahan November 2020, RedDoorz akan meluncurkan merek hotel baru bernama Sans Hotel. Diambil dari istilah "Sans", bahasa gaul dari kata "Santai", hotel ini memang ingin menjangkau pelancong dari generasi Gen Z dan milenial.
Baca juga: Ada resor tepi pantai baru di pulau Belitung
Baca juga: Pengalaman "staycation" di masa adaptasi kebiasaan baru
Nuansa santai dan furnitur trendi akan jadi daya tarik generasi muda yang tak asing dengan teknologi, gemar berbagi foto dan video dengan visual menarik dari perjalanan mereka di media sosial.
“Saat ini, kami tengah mempersiapkan beberapa properti yang akan menjadi Sans Hotel,” ungkap Adil. “Peluncuran merek baru ini nantinya akan memperkuat langkah kami menuju platform multi-brand hospitality," kata dia.
"Dengan peluncuran produk co-living, KoolKost di awal tahun ini, kami ingin menjadi one-stop platform untuk memenuhi kebutuhan akan akomodasi. Indonesia merupakan negara majemuk dan memiliki generasi muda yang dinamis, Sans nantinya akan menjadi teman perjalanan anak muda setelah masa pandemi ini, dengan memberikan nuansa hangat dan muda serta memenuhi standar kebersihan dan kesehatan di setiap properti.”
Sans Hotel pertama akan dibuka di Jakarta dan rencananya tahun ini mereka akan meresmikan lima properti. Jumlahnya akan bertambah tahun depan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2020, populasi penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) akan mencapai 179,1 juta orang, dan lebih dari sepertiganya atau sekitar 63,5 juta adalah milenial (usia 21-36 tahun).
Hal ini menjadikan generasi milenial sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia, termasuk sektor pariwisata.
Baca juga: RedDoorz optimistis pemerintah bisa pulihkan industri perhotelan
Baca juga: Data pengguna ShopBack dan RedDoorz dilaporkan bocor
Baca juga: RedDoorz sediakan penginapan gratis untuk tenaga medis corona
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020